πππΌππππ ππΌπ π½πππΌ πππΌπΎπππ
Oleh : Ando Lan
Sebelum ku mulai bercerita, aku mau kasih tau namaku dulu siapa aku. Aku Bu Devi (60 th), seorang istri dari seorang pimpinan spiritual di agama kami. Maaf, gak usah aku sebutin agama kami ya.
Jadi aku nikah dengan Pak Tony udah 30 tahun lamanya. Tapi selama itu pula Pak Tony belum pernah "menyentuh"-ku. Aku sengaja kasih tanda petik pada kosa kata menyentuh, karna maksud aku bukan berarti Pak Tony belum pernah sama sekali bermesraan denganku. Tapi yang aku maksud adalah yang lebih dari itu.
Jujur aja, dalam melakukan ritual suami istri, tytyd Pak Tony gak pernah bisa ngacengan. Meski kami udah sama-sama tel4njang, ciuman, dan saling grepe, tapi tetap aja tytyd Pak Tony loyo. Udah bisa di pastikan, sang tytyd gak pernah bisa di ajak masuk menyusuri lorong gelap yang ku miliki.
Tapi disisi lain, Pak Tony sangatlah perhatian dan penyayang padaku. Dia adalah suami yang baik dan bertanggung jawab. Dia gak pernah marah padaku. Dia sangat penyabar dan memperlakukan aku dengan lembut. Hari-hari kami lalui dengan penuh kebahagiaan, penuh canda tawa dan kedamaian.
Sebagai orang yang berprofesi sebagai pemimpin spiritual, suamiku sangat disegani dan dihormati oleh oranglain. Aku juga sebagai istri ikut dihormati oleh orang-orang. Tapi sampai kami menua dan rambut kami memutih, aku belum pernah melihat tytyd suamiku ngaceng. Jujur sebagai manusia biasa, aku haus akan sentuhan seorang suami, aku pengen dibelai dan dipuaskan secara batin. Namun itu gak pernah aku rasakan dari suamiku tercinta.
Awal-awalnya aku mengira suamiku lemah syahwat alias impoten. Dan aku pun hanya berserah pada yang diatas. Karna inilah jodoh yang dipilihkan untuk mendampingi hidupku. Meskipun hatiku sedih dan merana, tapi aku terus belajar bersabar, tabah, ikhlas, dalam menerima kenyataan ini.
Wanita mana yang gak mau hamil dan melahirkan anak? Kurasa semua wanita yang udah menikah pasti mendambanya. Begitu juga aku, aku pengen dikaruniai anak! Tapi kondisi suamiku sangat-sangat gak memungkinkan untuk itu semua. Jadi mau gak mau aku pun harus terima dan syukuri semuanya tanpa harus banyak mengeluh.
Aku sering memanjatkan doaku kepada sang kuasa, agar diberikan keajaiban bagi kami. Tapi akhirnya aku pasrah juga dengan kondisi seperti ini. Mungkin udah jalan hidupku begini, menikah namun gak akan mengalami kebahagiaan penuh. Karna suamiku yang impoten. Aku tau suamiku selalu berusaha menjalankan tanggung jawabnya sebagai suami. Namun itu selalu gagal dan gagal lagi.
Tapi aku tetap menghargai dan menghormati suamiku. Aku gak pernah mengeluh dan menyalahkannya. Apalagi sebagai seorang istri pemimpin spiritual, aku harus menunjukkan contoh yang baik. Aku gak pernah nyari ribut atau nyari masalah dengan suamiku. Aku gak pernah membawa-bawa kelemahan suamiku dalam pertengkaran.
Jujur aja suamiku agak ngondek orangnya. Apalagi cara dia berbicara, jujur aja memang nampak. Tapi udah sejak dulu ketika aku mau menerima pinangan dia, aku menyingkirkan segala pikiran buruk tentangnya. Aku gak pernah menduga-duga hal negatif kepada suamiku. Apalagi dia seorang pimpinan spiritual.
Menurutku, meski suamiku nampak ngondek, tapi gak mungkin orientasi s3ksualnya menyimpang. Gak semua laki-laki itu sama. Pasti ada bedanya atau pengecualian. Karna meskipun misalnya ada indikasi menyimpang di dirinya, pasti dia gak akan membiarkan itu berkembang. Melainkan dia pasti melawan, memerangi, mengusir, dan gak menuruti rasa itu dalam hidupnya. Karna apa? Karna dia adalah pimpinan spiritual!
Meskipun suamiku banyak sahabat laki-laki dari berbagai kalangan, usia, profesi, etnis, dll., tapi aku percaya aja dia gak belok. Kalau saja pemimpin spiritual aja gak bisa dipercaya lagi, siapa lagi orang yang bisa dipercaya dimuka bumi ini? Itulah pemikiranku. Suamiku pun memang terang-terangan menunjukkan dihadapanku tentang sahabat-sahabatnya itu.
Suamiku selalu bilang, sebagai manusia kita harus memperbanyak teman. Kita gak boleh milih-milih dalam berteman. Karna kita sama dihadapan pencipta. Kita gak boleh sombong dan merasa lebih tinggi dari yang lain. Apalagi selaku pimpinan spiritual, suamiku bilang alangkah pentingnya mencari teman sebanyak-banyaknya dan meniadakan permusuhan ke siapapun (jangan punya musuh).
Aku pun meyakini suara suamiku adalah suara dari pencipta. Maka dari itu aku gak pernah menaruh curiga dengan suamiku tercinta. Dan udah terbiasa sejak awal-awal pernikahan kami, suamiku sering keluar bersama teman-temannya, atau pergi menemui teman-temannya. Selain itu sering juga kulihat teman-temannya yang datang menemuinya kerumah kami.
Namun setelah usia kami menginjak kepala empat, aku jadi ngeh dengan kelakuan suamiku. Aku benar-benar gak nyangka kalau suamiku ternyata penyuka sejenis. Aku benar-benar kaget mengingat dia adalah seorang pimpinan spiritual di agama kami. Selama ini dialah yang ceramah diatas mimbar kepada seluruh jemaah supaya menjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhkan segala larangannya.
Aku jadi seakan gak percaya dengan cara suamiku memaparkan kajian atau khotbah dari mimbar. Kita harus menjauhkan dosa! Itulah inti dari semua ajaran yang dia sampaikan. Tapi ternyata itu semua berbanding terbalik dengan kelakuan suamiku. Ternyata dia pendosa! Dia sanggup melakukan hubungan s3ksual dengan sesama jenisnya.
Kirain kalau udah berprofesi sebagai pimpinan umat, kelakuannya pasti berbeda dari umat biasa atau kaum awam. Eh ternyata sama aja! Kalau ditanya kecewa, aku kecewa banget! Kirain suamiku takut ke sang pencipta itu sendiri. Kirain ayat-ayat yang selalu diajarkannya itu berbuah didalam dirinya. Eh ternyata bukan!
Aku pun menangis sambil berdoa. Aku meratapi nasibku. Aku sempat mengira suamiku impoten atau lemah syahwat makanya gak bisa ngacengan. Eh ternyata karna gak doyan ke perempuan aja. Sebenarnya tytydnya bisa ngaceng, tapi ke laki-laki doang, bukan ke wanita. Secantik apapun wanita t3l4njang dihadapannya, tytydnya gak akan bisa ngacengan. Tapi jangan coba ke laki-laki, tytydnya akan ngaceng sekencang-kencangnya.
Suamiku punya kegemaran selfie-selfie telanjang dada. Foto begituan banyak digaleri hapenya. Tapi itu gak masalah samaku. Tapi yang lebih anehnya, suamiku sering selfie-selfie dengan hanya pake CD. Bahkan ada fotonya yang benar-benar telanj4ng bulat. Herannya foto-foto begituan bukan hanya foto selfie, melainkan ada yang motokan.
Lalu makin lanjut, aku sering mendapati di gadget atau di laptop suamiku, dia mengoleksi foto-foto seksi laki-laki. Rata-rata foto anak-anak muda, dan itu semua seperti foto real bukan hasil download dari google. Ada yang bugilan, ada yang cuma foto tytyd, ada foto lagi nge-BJ, foto ngefuck lobang bo0l, bahkan video-video me5um sesama laki-laki juga banyak dia koleksi.
Selain penemuan foto-foto koleksi, aku juga sempat membaca WhatsApp suamiku dengan para laki-laki. Suamiku sering minta dikirimin foto tytyd mereka, foto colayyy, dan video-video ML. Dari chat itu juga aku tau kalau suamiku doyan nge-BJ, dan doyan di fuck. Bahkan suamiku punya WAG yang membernya para hombreng semua.
Yang lebih ngeri dari situ, ternyata ada koleksi di laptop suamiku, dia lagi ML dengan laki-laki yang ku sinyalir adalah pacarnya atau pasangan h0monya. Mereka saling BJ, tytyd suamiku ternyata ngacengnya sempurna. Kuat, keras, gede, dan panjang! Lalu suamiku merimming bo0l anak itu, anak itu pun merimming b0ol suamiku, lalu setelah itu si anak ngefuck b0ol suamiku.
Segala kenajisan ternyata udah dilakukan suamiku. Percuma suamiku pemimpin spiritual di agama kami. Aku gak habis pikir, apa suamiku masih percaya Tuhan gak sih? Apa suamiku percaya adanya dosa gak sih? Kok sanggup-sanggupnya berbuat senajis itu padahal dia pemimpin spiritual.
Padahal selama ini aku udah cukup tabah dan ikhlas menerima takdir. Aku gak pernah macam-macam dibelakang suamiku. Aku benar-benar menjaga kesucian pernikahan kami. Meskipun secara lahiriah aku butuh kehangatan lelaki, namun aku gak pernah mencari-cari keluar sana. Aku gak pernah bermain serong, aku gak pernah menyeleweng, aku gak pernah selingkuh!
Kini di usiaku yang udah kepala 6 ini, aku pastikan aku masih perawan. Iya, aku masih suci! Mahkota kegadisanku masih kujaga dan masih utuh sampai sekarang! Gak pernah ada laki-laki yang merenggut itu dariku. Soalnya yang berhak merenggut itu hanyalah suamiku. Tapi karna suamiku gak pernah bisa merenggutnya, akhirnya aku pun jadi perawan tua sekarang.
Tapi diusia yang gak muda lagi ini, aku gak banyak komentar lagi. Biarlah kujalani biduk rumah tangga ini bersama suamiku sampai ajal menjemput. Kalau dipikir-pikir berapa lama lagilah aku bisa hidup didunia fana ini. Tinggal menunggu panggilan sang pencipta lagi. Usiaku udah nenek-nenek, namun anak aja aku gak punya. Oh dunia....
Selesai.
Komentar
Posting Komentar