π™Žπ™π˜Όπ™ˆπ™„π™†π™ π˜½π˜Όπ™ƒπ˜Όπ™‚π™„π˜Ό π˜Όπ™†π™ π™ˆπ™€π™‰π™‚π˜Όπ™‰π˜Ώπ™π™‰π™‚ π˜Όπ™‰π˜Όπ™† π™Šπ™π˜Όπ™‰π™‚

Oleh : Ando Lan

Pernikahanku dengan Jerry, suamiku tercinta udah terbilang lama. Tapi kami belum dapat momongan. Namun sehari-hari kami selalu hidup rukun, damai, dan harmonis. Sebisanya aku tetap mencintai serta menghormati suamiku. Aku gak pernah mempersoalkan suamiku yang gak bisa memberiku keturunan.

Sebelumnya, kenalkan aku Dewi, 23 tahun, perempuan yang dinikahi seorang laki-laki yang seumuran denganku. Namun ternyata suamiku lemah syahwat alias gak mau ngaceng. Suamiku pun agak-agak merasa bersalah padaku yang jangankan memberi keturunan, memberiku kepuasan pun gak bisa.

Jujur sejak awal pernikahan kami, kami selalu mencoba dan mencoba agar bisa melakukan hubungan suami istri. Tapi memang tytyd suamiku gak bisa bangun sama sekali. Kalau ku tanya, dia juga horni tapi tytydnya tetap loyo.

Dalam melakukan ritual suami istri, kami sering bercumbu yang lama lalu suamiku netek ke kedua gunung kembarku. Setelah itu suamiku akan colmekin aku sampai aku mendesah dan menggelinjang.

Suamiku juga tergolong berani dalam urusan merimming lobang milikku. Jujur aja aku suka perlakuan begitu. Karna menurutku itu pertanda atau bukti bahwa suamiku benar-benar sayang ke aku. Aku sadar gak semua suami bisa atau sanggup melakukan itu ke isteinya. Bahkan bisa dibilang jarang.

Tapi hanya itulah kekurangan suamiku, walau katanya dia udah sangat horni, tapi tytydnya gak bangun sama sekali. Jadinya tytydnya gak pernah bisa masuk ke lobangku.
Yah... gimana caranya bisa masuk kalau ngaceng aja gak bisa. Akhirnya dia hanya colmekin aku dengan jari-jarinya agar aku bisa merasakan kenikmatan itu.

Dan anehnya, meski tytyd suamiku gak bisa ngaceng, namun dia tetap bisa crot. Itu sesuai dengan pengakuan dia, bahwa dia tetap bisa merasakan kenikmatan meski tytydnya gak bisa ngaceng.
Dia akan terus menggesekin tytydnya ke selangkanganku, dan gak lama sesudahnya dia pun pasti akan crot.

Sebagai seorang perempuan yang menikah, tentunya aku berharap hamil dan melahirkan. Tapi itu gak bakal ku rasakan. Tapi aku gak tega minta cerai ke dia, bahkan kepikiran cerai pun gak ada di benakku.

Suamiku sepertinya menyadari kelemahannya, sehingga dalam sehari-hari dia gak pernah marah ke aku. Dia selalu berusaha membuat aku betah tinggal bersamanya. Jadi memang gak ada alasan bagiku meninggalkannya.

Suamiku sendiri bekerja sebagai seorang teknisi di toko komputer, dan aku bekerja di bagian pantry sebuah restaurant mevvah. Di tempat kerjaku, aku mengenal Darman, seorang Waiter. Darman sendiri bukanlah ganteng. Orangnya kecil pendek dan kurus, kulitnya hitam sama dengan aku. Namun entah mengapa aku nyaman banget berteman dengan dia.

Dari sekian puluh orang Waiter couo, ke Darman lah aku yang paling cocok. Bagiku dia couo baik dan care samaku. Meski dia udah nikah dan punya 3 orang anak perempuan, namun aku tetap mau mendekati dia dan mencurhatkan keluh kesahku.

Kepada Darman aku udah ceritain semua kisah rumah tanggaku dengan Jerry, suamiku. Tapi untuk bercerai, itu sesuatu yang gak gampang bagiku. Ku akui ke Darman, aku mencintai suamiku. Dan satu hal penting lainnya, suamiku juga sangat mencintai aku.

Lalu singkat cerita, Darman pun menawarkan jasa untuk membantuku biar bisa hamil. Dengan senang hati aku pun langsung menerima tawaran itu.
Karna sejujurnya, sebelum Darman mengungkapkan itu, aku juga udah terpikir kesitu. Cuma aku masih belum berani mengungkapkannya. Alhamdulillah, ternyata Darman akhirnya mengungkapkannya.

Aku dan Darman resmi menjadi pasangan selingkuh. Dengan catatan, aku gak boleh merengek minta di nikahi oleh Darman. Sebab Darman juga sangat mencintai istrinya, dia gak mungkin meninggalkan istrinya.

Sementara untuk berpoligami, Darman mengaku belum mampu. Lagi pula aku juga gak bersedia jadi istri keduanya Darman. Intinya kami menjalani hubungan itu secara sembunyi-sembunyi. Meski kami saling mencintai, tapi jangan ada kata nikah diantara kami.

-----------------------------------------------------------------------

Ketika off day, aku izin ke suamiku jalan-jalan bareng temen kerja ke sebuah taman rekreasi. Tapi boong! Aku jalan sama Darman. Kami berdua berjalan menuju lahan kosong milik keluarga Darman.

Di lahan itu ada beberapa pohon rambutan yang udah cukup tua, dan ada satu pondok di tengahnya. Disitulah kami untuk kali pertama melakukannya. Aku dan Darman udah gak sungkan-sungkan lagi.
Kami ciuman sambil saling grepe. Lalu tangan Darman mulai bergerilya di dadaku, perutku, hingga selangkanganku.

Aku pun tanpa malu-malu langsung memegang senjata milik Darman yang tersimpan di balik celananya. Tapi aku heran kok sepertinya kecil banget. Soalnya udah ngaceng tapi kok kecil?

Akhirnya ku lucuti semua pakaianku hingga bener-bener tel4njang bulat. Darman pun gak sabar segera menerkamku. Di bukainya semua bajunya dengan cepat. Aku pun kini melihat batang milik Darman yang udah ngaceng maximal. Dan ternyata memang benar dugaanku, tytydnya kecil. Taksiranku itu palingan 10 cm.

Tapi aku gak kecewa. Aku tetap mensyukuri yang ada. Karna meski kecil-kecil begitu, itu udah terbukti bisa bikin anak. Udah tiga cuy hasilnya itu. Jangan anggap remeh. Itu kecil-kecil cabe rawit. Tapi pedesnya ampun...!

Aku menggenggam batang milik Darman sambil ku guncangin. Darman juga memelintir kedua put1ngku dengan jarinya. Lalu tangannya tiba-tiba pindah ke selangkanganku. Dia pun menyuruhku melebarkan paha biar dia bisa meraba belahannya.

Lalu aku pun langsung ambil posisi ngangkang di lantai. Lalu Darman mengoles kepala kemaluannya di belahanku.

"Masukinlah, sayang!", bisikku.

"Ohhh.... ohhhhhh....oooohhhh!"

Aku pun mendesah! Kini batang milik Darman udah menyusup ke dalam lobangku. Seketika itu dia lalu menggoyang pinggulnya maju mundur. Aku pun terus mendesah menikmati terjangan senjata selingkuhanku itu.

Darman nampak sangat serius menghujamkan senjatanya ke goa milikku.

"Masih sempit, Wi!", bisiknya.

Ya iyalah sempit, wong aku belum pernah berhasil di bobol suamiku. Selama ini aku cuma di colmekin sama dia pake jarinya.
Jadi meski tytyd Darman kecil, namun itu udah gede di banding jari sebuah tangan.

Walau punya Darman kecil, namun berasa banget untuk muasin lobangku. Apalagi tekhnik penetrasi yang Darman lakukan terbilang pro. Sehingga setiap ritme yang di mainkan menghasilkan kenikmatan yang tiada tara.

Ternyata ukuran bukan hal yang paling utama, namun bagaimana cara melakukannya, itulah yang nomor satu.
Aku pun akhirnya bisa merasakan nikmatnya ritual suami istri, meski bukan dengan suamiku sendiri.

"Aaaccchhhh..... ahhh..... wi.....!"

Darman mendesah berkali-kali.

"Napa, Bang?", tanyaku.

Aku.... udaaahh..... mau..... aduuhhhhh! Ohhh.....!"

Darman gak selesai mengucapkan kata-katanya. Dia langsung memejamkan matanya seraya mempercepat gerakannya. Lalu di tancapkannya batangnya ke dalam sampai mentok pangkalnya lalu dibiarkannya begitu.

Ku rasakan denyutan-denyutan batangnya meronta-ronta di kedalaman lobangku sambil memuntahkan lahar hangatnya.
Aku pun bisa merasakan sensasi hangat ketika p3juh Darman menyemprot di dalam lobangku.

Aku pun senang, semangat, dan berharap biar benih yang Darman tanam itu bisa tumbuh dan berkembang menjadi janin di rahimku. Aku udah gak sabar segera menimang anak yang keluar dari rahimku ini.

Ketika kami selesai, kami pun membersihkan dengan air yang di tampung dengan drum plastik warna biru di luar pondok. Darman ngasih aku handuk lusuh dan kumal yang ku lilitkan ke pinggangku. Sementara dia nekat keluar tanpa pake apa-apa.

Batang Darman pun udah terkulai dan menyusut. Kini yang kuliat cuma kepala doang yang nempel di tubuhnya tanpa adanya batangnya.
Apalagi lebatnya jem8utnya menutupi semuanya hingga bener-bener cuma pala doang yang nampak.

"Panjang banget jem8utnya, kita cukurlah ini!", ucapku sambil mainin jem8ut Darman.

Lalu setelah kami masuk ke dalem, kami pun sepakat nyukur bulu jem8utnya dengan gunting yang tergangung di paku yang ada di dinding.

"Nah, kan gini enak diliat. Jadi nampak gede.", ucapku sambil liatin anunya Darman.

"Ini pernah Abang ukur gak berapa panjangnya?", tanyaku.

"Sembilan!", ucap Darman.

"Sembilan senti?", tanyaku.

"Ya, iyalah.. Wi. Gak mungkin sembilan inchi!", ucap Darman sambil megang kepalaku.

"Punya Bang Jerry segini dia Bang matinya!", ucapku.

"Tapi gak bisa ngaceng buat apa?!", sahut Darman.

"Lha, itu!", jawabku.

Lalu kami pun lanjut ke ronde kedua. Ternyata n4fsu Darman tinggi banget. Tubuh sekecil itu bisa punya n4fsu yang gede. Berbagai gaya pun kami cobain untuk mendapatkan rasa yang lebih nikmat.

------------------------------------------------------------------------

Aku pun hamil. Kabar baik itu langsung ku sampaikan ke Darman. Dia juga sangat senang. Karna bantuan yang dia berikan kini bener-bener berfaedah. Dia bahagia karna pekerjaan kami berhasil. Kami pun langsung merayakannya dengan ML di Wisma.

Suamiku juga udah tau kabar baik itu. Dia juga gak kalah senang. Dia mengecup keningku berkali-kali. Dia memujiku sebagai istri yang baik, yang penurut ke suami sebagai imamku, dan yang paling mengerti dengan dia.

Sembilan bulan lagi aku melahirkan anak laki-laki. Kami menamainya Ilham. Suamiku sangat terharu dan terus menciumi anak kami. Begitu juga Darman, 40 hari setelah aku melahirkan, kami merayakan kelahiran anak itu dengan ML di Wisma.

Aku sangat-sangat berterimakasih ke Darman karna dia udah mau membantu menghamiliku. Sesuatu yang gak bisa ku dapatin dari Jerry, suamiku.

"Makasih sayang, udah ngasih aku anak!", ucapku.

"Sama-sama, sayang!", ucap Darman.

Lalu perselingkuhan kami pun berjalan terus. Aku pun masih berencana menambah momongan bareng Darman. Dan apa yang ku inginkan pun terkabul. Aku kembali hamil dan melahirkan anak laki-laki dari d4rah dagingnya Darman.

"Pokoknya mau sampai berapa, Abang siap, Wi!", ucap Darman.

Waktu pun terus berjalan. Aku kembali melahirkan anak ketiga dari Darman. Dan lagi-lagi anak laki-laki. Semuanya mirip Darman. Tapi untung aja aku juga hitam, jadi gak ketara kalau anak-anak itu bukan dari suamiku yang nota bene berkulit putih itu.

Sementara anak Darman sendiri dengan istrinya udah di cukupkan tiga orang aja. Karna kebetulan semuanya perempuan, akhirnya dia males nambah lagi. Takutnya perempuan lagi. Dia sih pengennya dapet laki-laki, tapi karna yang ketiga kemarin masih perempuan, akhirnya dia pun menyetop aja produksi anak.

"Aneh ya, Bang. Sama Kakak itu Abang gak dapet anak laki. Tapi samaku malah tiga-tiganya laki-laki.", ucapku.

"Gak papalah, Wi. Itu udah diatur sama yang diatas!", sahut Darman.

"Andai bisa tukeran ya, Bang!", ucapku.

"Iya, Wi. Tapi udahlah. Gak usah pusingkan itu. Abang juga udah mensyukuri semuanya!", ucapnya.

Akhirnya pernikahanku dengan Jerry pun langgeng. Kami saling mencintai dan menyanyangi. Kami bersama-sama merawat serta membesarkan ketiga anak-anak kami dengan baik. Rumah tangga kami pun sakinah, mawadah, warohmah.



Tamat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

π™†π™€π™‰π˜Όπ™‹π˜Ό π™‡π™€π™ƒπ™€π™π™‰π™”π˜Ό π˜½π™€π™‚π™„π™π™?

AKU SENGAJA PULANG KERUMAH PADA SAAT JAM KERJA

TERNYATA ISTRIKU SELINGKUH DENGAN BAINAR