π™†π™€π™π™„π™†π˜Ό π˜Όπ™†π™ π™ƒπ˜Όπ™π™π™Ž π™‰π™„π™†π˜Όπ™ƒ π˜Ώπ™€π™‰π™‚π˜Όπ™‰ π™‹π™π™„π˜Ό π™‹π™„π™‡π™„π™ƒπ˜Όπ™‰ π™Šπ™π˜Όπ™‰π™‚π™π™π˜Ό

Oleh : Ando Lan

Sejak kecil konon aku udah dijodohkan oleh orang tuaku ke salah satu anak kerabat. Kedua orangtua kami udah sepakat menikahkan kami setelah dewasa kelak. Namun setelah aku dan dia sama-sama dewasa, aku benar-benar gak suka melihatnya.

Ketika kami udah tamat SMA, kedua orangtua kami pun berniat menikahkan kami. Namun niatan itu mendapat penolakan dari aku. Aku selalu bilang gak mau menikah dengannya. Tapi orang tuaku malah marah. Mereka tetap keukeuh bahwa pernikahan kami gak boleh sampai gak jadi.

Sementara di tempat kerjaku, aku ketemu dengan seorang couo yang begitu ku sukai. Namanya Anto, orangnya tinggi kurus dengan muka oval, rambutnya lurus di belah tengah, pokoknya dia gantenglah. Kami begitu kompak dan sama-sama memiliki rasa.

Sementara kalau dibandingkan dengan Aldi, couo yang dijodohkan dengan aku itu, wah bagai langit dan bumi. Dia nampak udik dan gak pernah bisa bergaya. Meski lahir dikota juga, tapi jauh kebih keren orang yang lahirnya dikampung-kampung dari pada dia.

Dalam sehari-hari, di lingkungan kerjaku yang merupakan sebuah Seafood Restaurant, kami selalu nempel. Kebetulan kami satu session, yaitu sama-sama Waiter/Waitres. Kami gak peduli dengan teman-teman yang lain yang melihat kekompakan kami beda dengan kekompakan yang biasa.

Suatu saat Anto pun mengungkapkan rasa cintanya ke aku, dan aku pun bilang ke dia bahwa aku juga sangat cinta ke dia. Namun aku bilang ke dia aku lagi bingung, soalnya aku udah di jodohkan dengan seseorang.

Dengan sedih aku mencurhatkan semuanya ke Anto. Namun dengan jelas aku bilang, aku gak pengen nikah dengan orang itu. Aku malah terus terang bilang pengen nikah dengan Anto. Ternyata Anto pun demikian, dia bukan sekedar cinta samaku, namun pengen sampai nikah.

Kami pun menjalin hubungan serius, sementara dalam waktu dekat aku juga harus melangsungkan pernikahan dengan Aldi, anak kerabat itu. Orang tua kami udah mendesak agar pernikahan kami segera di langsungkan.

Jujur dengan Aldi aku gak pernah jalan bareng, bahkan ngobrol bareng aja gak pernah. Meskipun kami tinggal satu kota, dan bahkan jarak rumah kami hanya beberapa kilo meter aja, namun aku gak pernah mau menemani dia untuk sekedar ngobrol. Sehingga aku pun gak tau gimana sifat dia, begitu juga sebaliknya.

Aku dan Anto pun dilanda asmara. Kami pergi jalan-jalan untuk memadu kasih. Aku udah bertekad mau memberikan segalanya ke Anto. Karna aku benar-benar mencintai dia. Apalagi dia juga benar-benar mencintaiku.
Kami pun udah manggil-manggil sayang. Tapi panggilan itu hanya ketika kami jalan bareng, bukan di tempat kerja kami.

Awal pertama kami melakukannya yaitu di sebuah kompleks gedung daerah di kota kami. Disana memang setiap malam jadi tempat kencan buat muda-mudi. Bahkan siang bolong juga banyak yang mojok disana karna lokasinya begitu mendukung. Banyak pohon-pohon gede dan bunga-bunga yang menutupi pemandangan.

Duduk berdua di jok motor, kami pun saling memeluk dan berlanjut dengan cipokan. Anto begitu pintar memainkan lidahnya menggulung dan menyedot lidahku. Aku pun sampai gelagapan meladeni gesitnya bibir dan lidahnya.
Apalagi aku suka aroma nafas Anto yang menurutku itu segar dan harum.

Lalu Anto langsung meraba kedua bukit kembarku. Aku tersenyum bahagia menatapnya. Lalu tangannya mulai menaikkan bagian bawah t-shirtku dan aku pun langsung bantuin mengangkat hingga ke atas.

Anto pun dengan sigap mengeluarkan bukit kembarku dari balik bra yang membungkusnya. Spontan kedua tangan Anto pun meremas-remas kedua bukit itu. Aku menunggu Anto melakukan yang lebih lagi. Dan benar aja, Anto langsung merapatkan mukanya dan langsung menjilati kedua bukit itu.

Aku pun mendesah pelan menikmati jilatan lidah Anto dibukit kembarku. Lalu tiba-tiba aku merintih lebih kuat ketika Anto menggigit-gigit kedua put1ngku. Ada rasa sakit yang di mixed dengan rasa nikmat. Aku pun berusaha sedapat mungkin menahan serta menikmatinya.

Anto pun makin beringas menggigiti put1ngku setelah melihat aku makin menggelinjang dan merintih makin kencang.
Lalu Anto menyelipkan jari tangannya di selangkanganku. Aku pun membiarkannya dengan membukakan pahaku.
Dengan lincah Anto lalu meraba-raba selangkanganku dan meremas gundukanku.

Lalu tanpa sungkan aku pun meraba selangkangan Anto. Aku begitu kaget ketika merasakan sesuatu yang padat dan keras dengan tanganku. Anto udah ngaceng, gumanku dalam hati. Aku pun makin deg-degan membayangkan batang kemaluan orang yang sangat ku cintai itu.

Aku belum bisa melihat dengan mata kepalaku sendiri. Aku baru bisa merasakan dengan tanganku. Lalu Anto pun menurunkan resletingnya, lalu dia pun mengeluarkan batangnya yang udah lancang depan itu.

Kami pun pindah duduknya ke sebuah tembok rendah berupa tanggul. Disanalah kami lebih leluasa saling grepe. Anto pun melebarkan pahanya dan mengeluarkan semua batangnya. Aku terpana melihat kekarnya otot-otot kemaluannya yang berdiri tegak dan sedikit berurat.

Meski aku belum terbiasa melihat tytyd laki-laki, tapi aku bisa menilai ukuran punya Anto gede. Ku tekan-tekan atau ku pencet-pencet batang itu namun udah begitu keras. Lalu aku pun menggenggamnya serta memainkannya.

"Kocoklah, Rit!", bisik Anto.

Aku menatap ke wajahnya dengan senyuman. Lalu Anto menggenggam batangnya dan mengocoknya. Aku pun terdiam mengamati itu.

"Kegitu dulu buat, Rit!", ucapnya.

Lalu aku pun menirukan yang barusan dilakukannya itu. Ku genggam batang milik Anto dan guncangkan tanganku maju mundur.

"Rita....!", ucap Anto.

"Apa, Bang?", tanyaku.

"Enak! Terusin sayang!", ucapnya.

Aku pun mempercepat gerakan tanganku.

"Iya, gitu sayang!", ucapnya.

"Yang kuat genggamnya!", tambahnya.

Aku pun makin memperketat genggamanku dan terus mengguncangnya. Lalu Anto kembali meremas serta menggigit kedua put1ngku sehingga kami sama-sama mendesah.

"Mau gak ngisap, Rit?", tanya Anto.

"Belum pernah, Bang. Rita gak pandai!", ucapku.

"Cobalah!", bujuk Anto.

Lalu dia makin melebarkan pahanya dan aku pun pindah ke depannya sambil menunduk. Lutut kaki kananku ku tumpukan ke tanah, lalu ku bukakan mulutku begitu mendekati batang miliknya.

Sebelum ku blow job, aku cium-cium dulu batang itu. Seluruh tubuhku terasa bergetar begitu batang Anto yang begitu hangat bersentuhan dengan bibirku, dan juga pipiku. Ku pegang batang itu lalu ku tempelin ke mukaku serta ku oles-oles.

Lalu ku hap kepalanya serta ku kenyot. Wah, ini warbiyazah sensasinya. Lagi-lagi sekujur tubuhku berasa bergetar begitu ku emut kepala kemaluan Anto. Lalu aku pun makin mendorong batang itu makin masuk ke dalam mulutku. Terdengar Anto mendesah.

Aku pun mengemutnya sambil menganggukkan kepalaku maju mundur. Ini benar-benar pencapaian baru bagiku. Ku renungi setiap isapan mulutku di batangnya.
Oh, nikmatnya es lilin kekasihku ini. Aku benar-benar menyukainya.

Beberapa kali kami harus menghentikan permainan. Kami sibuk celingak celinguk melihat keadaan. Karna banyak orang yang masuk ke lokasi itu, konsentrasi kami pun yang pasti terganggu.

Kami pun akhirnya pindah juga ke balik rumpun bunga palem merah yang udah begitu rimbun. Tepatnya dibawah rindangnya pohon mahoni, kami kembali melanjutkan permainan.

"Buka bentar, biar kuliat dulu!", ucap Anto sambil meraba selangkanganku.

"Nanti ada orang, Bang!", ucapku.

"Gak! Bentar aja. Abang mau liat.", bujuknya.

Akhirnya aku pun membukakan celana panjangku dan menurunkan sampai ke lutut. Aku membukanya sekaligus dengan CD-ku. Lalu Anto dengan sigapnya meraba-raba kerang buluku. Agak sulit baginya meraba belahanku karna kakiku gak bisa ku lebarkan lagi.

Dia menurunkan celanaku hingga pergelangan kaki. Begitu nekatnya kami buka-bukaan di tempat itu. Lalu Anto memainkan jemarinya di belahanku, aku pun mendesah nikmat sambil terus mengawasi sekeliling.

Lalu Anto membenamkan kepalanya di selangkanganku. Aku langsung kegelian begitu rambut kepalanya serta mukanya bergesek disana. Eh, itu baru permulaan. Ternyata Anto makin membenamkan kepalanya ke gundukan kecilku lalu terus mengoleskan mukanya disana.

Lalu aku dikagetkan dengan sesuatu yang teramat nikmat melanda selangkanganku. Ternyata Anto merimming belahanku.
Ya, lidahnya begitu lincah menari-nari menyapu bersih bagian lobang itu. Aku pun menahan desahanku biar gak terdengar oleh orang lain.

Anto menyekap mulutku dengan telapak tangan kirinya. Aku pun berusaha mingkem dan gak mengeluarkan suara.
Belahanku kini begitu basah. Cairan kemaluanku bercampur baur dengan cairan dari mulut Anto. Lalu Anto mencongkel-congkel lobangku dengan jari telunjuknya. Namun dia enggan memasukkan semuanya sampai kandas.

"Udah, Bang. Nanti ada orang!", ucapku.

"Udah, sayang... besok aja lagi di tempat yang lebih aman!", ucapku lagi.

Lalu akhirnya Anto pun menghentikan jilatannya. Dia menegakkan kepalanya seraya melihat kiri kanan.

"Isap punyaku lagi, Rit!", ucapnya dengan nafsu membara.

Dia pun menurunkan celana jeansnya hingga pertengahan paha. Lalu aku menunduk mem-blow job dia.
Lalu Anto memegangi kepalaku dan menekan-nekannya ke dalam. Sehingga aku pun gelagapan ketika batang milik Anto menghujam hingga kerongkonganku.

Aku pun terpaksa menarik mulutku keluar. Dengan mata berair, aku ngambil nafas. Anto pun mengambil kendali. Dia colayyy dengan gerakan tangan yang sangat cepat. Dia sepertinya udah horni banget.

"Isap bentar lagi!", ucapnya sambil menyodorkan batangnya ke aku.

Lagi-lagi dia gak sabar menikmati anggukan kepalaku aja. Dia kembali memaju mundurkan kepalaku.

"Udah, Bang!", ucapku sambil berusaha melepaskan tangannya yang menekan kepalaku.

Lalu Anto pun menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga aku gak perlu menganggukkan kepalaku lagi.
Namun hasilnya sama aja, aku tetap gelagapan dan nyaris muntah.
Soalnya kepala kemaluan Anto udah mentok di langit-langit mulutku, bahkan sampai menerjang kerongkonganku.

"Udah mau keluar, Rit!", ucap Anto.

Lalu Anto segera berdiri dan menyuruhku duduk jongkok di hadapannya.

"Kamu mau liat sp3rmaku gak, Rit?", tanyanya.

"Mau, Bang!", jawabku.

Lalu Anto pun mengocok batangnya dengan cepat sambil memajukan tempat berdirinya makin dekat ke aku. Sesekali dia mengoleskan kepalanya ke bibirku, yang langsung ku sambut dengan juluran lidah.

Lalu separuh batang Anto kini berada di dalam mulutku. Namun bagian pangkalnya di genggam dan di kocok-kocoknya.
Aku mengemut tipis-tipis kepalanya karna emang berguncang terus akibat sambil coli itu.

"Oouuugggghhhhttttt...... oooouuuhhhhh... ooohhhhh!!!"

Anto mengerang! Lalu aku pun melihat cairan putih dan kental menyembur dari lobang di ujung kepala kemaluannya. Cairan itu tumpah ke dalam rongga mulutku dan mendarat di atas lidahku. Aku terus berusaha membukakan mulutku menunggu Anto selesai. Sebagian airnya tumpah mengenai bibir dan wajahku.

Aku benar-benar menikmati momen-momen ketika kekasihku, Anto, mengeluarkan p3juhnya. Aku pun meresapi sensasi kenikmatan itu. Aku bisa mencium aromanya dan juga rasanya di dalam mulutku. Inilah yang bakal membuahi rahimku, gumanku dalam hati.

Tapi aku gak berani menelan p3juh Anto itu. Ku muntahkan p3juh itu dari mulutku lalu ku tampung dengan telapak tanganku. Ku cermati cairan putih kental itu. Meski udah nyampur dengan air ludahku, tapi aku masih bisa melihatnya.

Lalu ku seka wajahku dengan tanganku dan mengamati cairan p3juh Anto yang masih asli itu di genggamanku. Ku ciumi aromanya. Menurutku itu sedap dan khas!
Lalu Anto merogoh kocek belakangnya dan mengeluarkan sapu tangan. Di sekanya seluruh batangnya dengan saputangan itu. Lalu dia pun menyeka wajahku dari lelehan p3juhnya tadi.

-------------------------------------------------------------------------

Next, kami melakukannya di kost-an temannya Anto. Tapi bukan teman satu kerjaan kami. Disanalah Anto merenggut mahkota kegadisanku. Semua ku serahkan atas dasar saling cinta di antara kami. Anto juga berjanji akan menikahiku. Jadi dia bukan hanya niat mempermainkan aku aja atau merusak aku.

Benda pusaka Anto ternyata gede beneran. Ukurannya panjangnya sekitar 16 - 17 cm. Aku pun gak bisa berhenti mendesah ketika benda pusaka milik Anto menerjang goa kegadisanku. Akhirnya goa pertahananku pun jebol.
Aku meringis nikmat sampai kejang-kejang.
Kepala dan batang milik Anto pun berdarah ketika di cabut.
Ya, itu darah per4wan aku ketika selaput daraku jebol di bobolnya.

Sementara tanggal pernikahanku dengan Aldi udah makin dekat. Anto tau dengan semua itu. Namun Anto udah dengan tegas bilang ke aku, apalabila aku gak bisa menghindari pernikahan itu, biarlah pernikahan itu kami langsungkan.

Nanti setelah nikah, Anto menyuruhku agar menceraikan Aldi. Dengan begitu, gak pernah sejarahnya aku melawan orang tua atau gak menuruti permintaan orang tuaku. Namun karna alasan ketidak cocokan diantara kamilah yang mengharuskan kami harus bercerai.

Sebelumnya aku udah tanya Anto, apa dia masih mau menikahiku setelah cerai dengan Aldi. Tapi dengan mantap Anto mengatakan dia mau dan bersedia menungguku bercerai dan memperistriku.
Bahkan Anto gak mempermasalahkan apabila aku harus melakukan hubungan suami istri dengan Aldi.

"Itu sebuah proses yang harus dilewati, jalani aja." ungkap Anto.

Lalu pernikahanku dengan Aldi pun berlangsung. Aku benar-benar tertekan dan sengsara selama menjalani rumah tangga dengan Aldi. Karna seujung rambut pun aku gak pernah ada rasa ke Aldi. Aku hanya menunggu moment yang tepat untuk meninggalkannya dan bersatu dengan Anto.

Dan gak lebih dua bulan, aku dan Aldi pun benar-benar cerai. Kedua orang tuaku dan juga kedua mertuaku gak bisa berbuat apa-apa selain menerima kenyataan.
Aku pun auto lari ke Anto, dan Alhamdulillah Anto langsung menyambutku dengan hangat dan dengan rindu yang menggebu-gebu.

Kami pun langsung temu kangen dan bernostalgia di kamar sebuah wisma. Tiga hari berturut-turut aku gak pulang ke rumah orangtuaku. Aku sengaja melepaskan beban berat di otakku. Aku bersenang-senang dengan Anto di kamar wisma dan berusaha melupakan semua tentang Aldi.

Sejak dua bulan hidup bersama dengan Aldi, kami pernah 3 kali ML. Tapi itu kulakukan dengan sangat-sangat terpaksa. Bukan karna cinta dan n4fsu. Aku pun gak ingat rasanya seperti apa. Aku benar-benar gak tertarik ke Aldi.

Aku hanya diam sambil ngangkang ngasih selangkanganku di tusuknya. Sementara mulutku gak pernah bersentuhan dengan mulutnya. Dia sih minta bercumbu, tapi aku jijayyy. Dan gak pernah sejarahnya tanganku bersentuhan dengan tytydnya.

Dan itu semua ku curhatkan ke Anto. Aku gak menutupi dimana aku udah ML sebanyak 3 kali dengan Aldi. Namun Anto sama sekali gak mempermasalahkan itu. Yang penting kini aku udah kembali ke dia dan menjadi miliknya seutuhnya.


Tamat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

π™†π™€π™‰π˜Όπ™‹π˜Ό π™‡π™€π™ƒπ™€π™π™‰π™”π˜Ό π˜½π™€π™‚π™„π™π™?

AKU SENGAJA PULANG KERUMAH PADA SAAT JAM KERJA

TERNYATA ISTRIKU SELINGKUH DENGAN BAINAR