JADI PEMBURU GADUN TAJIR
Oleh : Ando Lan
Lanjutan dari judul "DENGAN DIREKTUR PERKEBUNAN"
Meski aku sendiri sebagai suami dari Ria, udah pura-pura gak tau soal perselingkuhannya dengan Pak Arifin, atasannya itu, tapi perselingkuhan mereka terkuak juga. Udah jelas bukan aku pelakunya. Melainkan alam semestalah yang membukanya. Ternyata benar gak ada yang abadi didunia ini, kayak lirik lagu Band Noah.
Bu Fitri, istri dari Pak Arifin lah yang memergoki mereka lagi berduaan di mess itu. Konon Bu Fitri udah lama juga tau desas desus perselingkuhan suaminya dengan salah satu bawahannya. Akhirnya istriku pun harus dipecat dari perusahaan. Itu salah satu tuntutan dari istri Pak Arifin, kalau gak mereka akan cerai.
Istriku pun akhirnya kehilangan pekerjaannya. Itu merupakan konsekuensi yang harus diterimanya akibat perbuatannya. Dan pemecatan itu pun berdampak bagi ekonomi keluarga kami. Istriku kini jadi pemurung dan sering bersedih. Perasaannya pasti campur aduk. Karna kini aku jadi tau kelakuan dia selama ini.
Tapi aku memilih banyak diam aja. Aku seperti malaikat yang begitu sabar dan tabah menerima kelakuan istri yang begitu. Mungkin istriku merasa aneh juga kok aku gak pernah marah dan ngamuk ke dia. Dari situ istriku jadi seperti sadar, bahwa ternyata aku adalah suami yang paling baik sedunia. Meski gak pernah memarahinya, dia berkali-kali minta maaf ke aku.
Aku juga langsung bilang udah maafin istriku. Aku bilang selama ini aku percaya aja dengan dia. Kalau ternyata dia berbuat sesuatu yang gak baik dibelakangku, itu urusan dia. Aku bukan Tuhan yang maha tau apa yang diperbuat orang tanpa kulihat. Dan aku bukan Tuhan yang punya hak untuk menghakimi orang. Biarlah dia yang menjaga diri dia sendiri diluar sana. Aku gak bisa menjagainya 24 jam.
Dan meskipun setelah terungkapnya kejadian itu, aku bilang masih akan tetap percaya ke dia. Meskipun suatu saat nanti dia bekerja ditempat lain, aku gak akan melarangnya. Aku gak bisa membatasi langkah-langkahnya. Apalagi selama ini udah terbiasa berkarier didunia kerja.
"Yang penting jaga dirimu baik-baik, jaga keutuhan rumah tanggamu dengan aku, suamimu! Ingat ada suami dan anak-anakmu dirumah.", itulah pesanku ke dia.
Istriku jadi terharu mendengar ucapanku. Matanya berkaca-kaca. Dia pun memelukku dan menyandarkan kepalanya didadaku, lalu dia menangis dipelukanku.
Sebulan kemudian, istriku buka usaha gerai makanan. Dia menjual kue talam durian dan berbagai oleh-oleh khas daerahku. Usahanya terbilang lancar. Banyak pengunjung yang datang membeli dan jadi pelanggan setia. Omset istriku pun meningkat. Dia memperkerjakan beberapa karyawan perempuan disana.
Dalam sehari-harinya istriku tampil layaknya seorang bos, yang kadang hanya datang duduk ongkang-ongkang kaki dan menghitung penjualan. Dia pun makin banyak kenalan dan link diluar sana. Handphonenya sering berdering dari para customer. Bahkan dia udah menerima orderan partai besar untuk snack di event-event dinas pemerintahan tertentu.
Dengan begitu, istriku makin banyak kenalan para ASN/PNS, para pejabat sekelas Kadiv, Kabag, bahkan Kadis dikota ini. Selain itu banyak juga para pimpinan perusahaan swasta ataupun BUMN, seperti komisaris, dirut, dll., yang dikenalinya. Gak lupa para anggota TNI/Polri, Dokter, Dosen, dan para anggota DPRD yang menjadi teman kompaknya.
Singkat aja ya, istriku juga jadi selingkuh ke banyak orang dari berbagai profesi yang kusebutin diatas. Parahnya, dia gak selingkuh dengan waktu yang lama ke satu orang seperti ke Pak Sukri dan Pak Arifin dulu. Sekarang dia malah hobi icip-icip suami-suami orang yang tajir-tajir dan royal ke dia. Karna percuma juga kan tajir melintir tapi pelit gak ada pengertiannya.
Nah, istriku pun mengenali siapa-siapa aja kira-kira dari kenalannya itu yang royal soal duit. Itulah yang didekati dan ditemaninya. Banyak diantara selingkuhannya yang udah berumur 50 keatas, namun ada juga beberapa yang masih kepala 3 atau jelang kepala 4. Istriku benar-benar menjajakan apem hangatnya ke setiap laki-laki yang kira-kira doyan apemnya.
Kita kan udah sering dengar istilah, wanita itu makin nakal makin kaya. Sedangkan laki-laki, makin kaya makin nakal. Tapi agak-agak beda dengan istriku, dia kayak laki-laki aja, makin kaya makin nakal. Sebenarnya dari omset jualan penganan itu dia udah bisa bergaya dan tampil glamour, namun dia masih mau merayu laki-laki tajir untuk dapatin duitnya.
Namun kalau kuliat belakangan ini, istriku melakukan ini bukan hanya karna motif ekonomi lagi, melainkan hobi. Sambil nyelam minum air, begitulah pepatah lama. Jadi sambil dapat enak dapat duit. Jadi aku pun gak bisa membatasinya, karna emang itu udah tabiat dia. Jangan-jangan Ibu mertuaku dulu gitu, makanya turun ke anaknya.
Payah memang kalau sifat buruk itu udah menurun dari orangtua. Gimana pun kita menuntun seseorang kejalan yang benar, kalau emang keturunan mereka udah begitu, gimana mau berubah. Itu kan udah bawaan orok. Namun aku bukan menjudge Ibu mertuaku dulu begitu, tapi siapa tau aja, gitu lho!
Ok, aku mau ceritain sedikit aja perselingkuhan istriku ke beberapa orang. Yang pertama ku tau yaitu dengan Pak Aries, seorang PNS yang aku gak tau golongan berapa dan apa jabatannya. Mereka sering m3sum ke hotel bintang 3 dikota ini. Mereka udah punya satu hotel langganan setiap mau berbuat m3sum.
Kedua, dengan Pak Yusuf, seorang Dokter kulit dan kelamin. Mereka selalu berganti-ganti hotel untuk nges3ks. Kadang mereka meluncur keluar kota untuk cari suasana baru. Dan yang ketiga, Pak Wilmar, seorang yang berseragam loreng-loreng dengan satu garis kuning lurus dipundaknya. Mereka selalu berbuat j1n4h dirumah dinas Pak Wilmar, dihotel bintang 1, dan dipondok Pak Wilmar yang diladang.
Keempat ada Pak Johnny, seorang keturunan Tionghoa pemilik Toko Mas dan Money Changer. Mereka selalu bers3tubuh diruko kosong milik Pak Johnny yang sederet itu kosong semua, belum ada yang ngontrak. Kelima namanya Pak Pardi, seorang aparat negara dengan seragam coklat. Kulihat tersemat 2 garis kuning dipundaknya. Mereka akan bers3ng6ama diasrama jatah Pak Pardi, dihotel sesekali, dan dirumah Pak Pardi ketika kosong.
Selingkuhan istriku yang keenam adalah Pak Donald, dia seorang pengacara dari Ibukota dan setiap seminggu sekali wajib turun kekota kami. Nah, mereka akan indehoi dihotel tempat Pak Donald menginap. Istriku lah yang menghampirinya apabila dia udah ngambil kamar.
Dan yang ketujuh, Pak Sigit, dia merupakan Kabag disebuah instansi pemerintahan. Aku cuma mau mengulas dengan Pak Sigit aja ya, soalnya aku melihat sendiri dia melakukannya dengan istriku. Karna selain ngamar dihotel bintang 4, mereka gemar main dipondok kami diladang sana. Kebetulan aku punya kandang ayam kampung ditengah ladang sawit. Nah kesitulah mereka sering ML.
Ladang itu sendiri berada ditepi jalan yang udah bisa dilalui kendaraan roda 4. Tapi pondok itu berada sekitar 100 meter kedalam. Namun mobil bisa masuk sampai kedepan pondok. Suatu saat aku mengikuti mereka kepondok dengan diam-diam sampai mereka gak menyadari udah ku intip.
Aku bela-belain jalan kaki dari tepi jalan dan berjalan dengan mengendap-endap dari antara batang sawit yang menjulang keatas. Aku mengusahakan supaya gak memijak daun-daun kering dan juga ranting-ranting agar gak kedengaran bunyi suara langkah kakiku.
Setelah aku mendekati pondok, aku pun berjalan menunduk dengan pelan-pelan. Lalu kurapatkan wajahku ke celah dinding papan itu. Aku pun bisa melihat dengan sangat jelas apa yang mereka lakukan didalam sana. Ketika itu mereka masih foreplay, istriku direbahkan dipangkuan Pak Sigit.
Mereka berdua udah sama-sama tel4njang! Lalu Pak Sigit menundukkan wajahnya menciumi bibir istriku dan melumat-lumatnya. Kedua tangan Pak Sigit meremas-remas kedua bukit kembar milik istriku. Dengan lihai tangannya memelintir kedua put1ngnya sampai istriku mendesah. Lalu dengan liar tangan Pak Sigit meraba kemaluan istriku dan memainkannya sedemikian rupa.
Istriku langsung melebarkan pahanya agar jemari Pak Sigit bisa leluasa meraba dan mencongkel-congkelnya dengan jari-jarinya. Istriku pun menggelepar dan menghentak-hentakkan kedua kakinya ke lantai papan itu. Pondok kami itu berupa rumah panggung!
Lalu istriku membalikkan tubuhnya dan langsung mem-blow job kemaluan Pak Sigit. Pak Sigit memperhatikan aksi istriku terus menerus dan sesekali menyeka rambut istriku yang menutupi telinga dan pelipis istriku. Lalu Pak Sigit akhirnya memiringkan tubuhnya ke belakang dengan menaruh kedua tangannya kebelakang. Berat badannya pun bertumpu ke kedua tangannya. Dia menengadah keatas sambil meresapi emutan istriku.
Kulihat Pak Sigit memejamkan matanya agar fokus menikmati setiap j1latan istriku di tytydnya. Tapi istriku melepaskan kompeng itu, dia langsung ambil posisi kayak Pak Sigit itu. Direntangkannya kedua kakinya dengan menaruh kedua tangan dibelakang. Lalu Pak Sigit pun udah paham apa yang mesti dikerjakannya. Dia langsung rebahan diatas lantai dan menempelkan tytydnya kelantai itu. Dia merayap mendekati selangkangan istriku sampai kepalanya benar-benar berada tepat diselangkangan istriku.
Pak Sigit langsung menggosokkan mukanya ke apem istriku dan mengendus-endusnya. Lalu sat set Pak Sigit pun menjulurkan lidahnya dan auto merimming apem hangat istriku. Kelihatannya Pak Sigit sangat hobi merimming apem istriku. Dia benar-benar piawai dan serius. Pak Sigit juga gak bosan merimming apem istriku dengan berlama-lama.
Istriku pun mendesah dan mengerang terus. Istriku gak bisa diam lagi. Mulutnya selalu mengeluarkan rintihan-rintihan. Begitu juga kedua kaki dan kedua tangannya, selalu menggelepar bagai orang yang kambuh penyakit ayannya. Pak Sigit pun makin brutal aja merimming apem istriku begitu melihat istriku makin kewalahan.
"Ouhhhh.... ooohhhhh..... aaacchhhh!"
"Enak sayang?", tanya Pak Sigit.
"E...enak sayaaang! Aduh... sayang... aku gak tahan lagi sayang!", ucap istriku menahan gelinya j1l4tan Pak Sigit.
"Udah sayang... masukin aja!", desak istriku sambil mendorong kepala Pak Sigit dari apemnya.
Lalu Pak Sigit pun menyudahi permainan lidahnya, dia langsung bangkit dan mengarahkan batang kemaluaannya yang gede panjang itu ke lobang istriku. Aku kaget melihat alat kelamin Pak Sigit yang begitu jumbo layaknya punya orang Arab. Aku jadi ngilu bayangin istriku pasti kesakitan dimasuki tytyd segede itu. Aku pun kayak mengatupkan gigi atas dan gigi bawahku ketika batang itu dihujamkan.
"Aaahhh.... ooohh... oohhhhhh....!"
Tapi ternyata istriku biasa aja. Desahannya terbilang wajar. Dia gak kesakitan rupanya. Dia hanya mendesah nikmat dimasuki batang segede itu. Batang itu pun digenjot keluar masuk oleh Pak Sigit. Begitu beringasnya Pak Sigit mencelup-celup senjata kebanggaannya ke lobang istriku.
Selang setengah jam kemudian, Pak Sigit mendesah. Dia makin mempercepat gerakan pinggulnya.
"Sayang...., sayaaang!", ucapnya.
"Apa sayang. Udah mau keluar?", ucap istriku.
"Iya, sayang! Udah mau keluar!", ucapnya.
"Keluarin sayang....! Oowwhhhh!!"
"Aarrgghhhh.... aaahhhh... oooohhhhh!"
Aku kaget bukan kepalang ketika mengetahui Pak Sigit crot didalam. Istriku kok gak mencegahnya. Pak Sigit pun makin memperlambat gerakannya sampai akhirnya benar-benar berhenti. Namun batangnya masih dibiarin terbenam didalam. Berapa saat kemudian, Pak Sigit bangkit dan tytydnya pun auto tercabut dari sarangnya.
Terlihat tytyd Pak Sigit masih belepotan lendir yang nyatu antara cairan apem istriku dan cairan p3juhnya sendiri. Ketika dia berjalan menjauhi tubuh istriku yang masih terbaring, kulihat menetes satu tetes dari ujung kemaluannya kelantai papan itu. Lalu dia mengambil tissue basah dari tas isteriku dan ngelap tytydnya dengan beberapa lembar.
Mereka pun bersih-bersih. Air juga ada didalam pondok itu, karna pondok kami udah dialiri air ledeng. Aku masih aja mengintip mereka ketika sedang bersih-bersih.
"Kamu gak papa sayang? Gak takut hamil?", tanya Pak Sigit.
"Ntar aku ngonsumsi obat aja sayang, biar gugur!", ucap istriku.
Lalu aku pun siap-siap pergi menjauh dari dinding pondok. Aku gak mau aksiku ketauan oleh mereka. Jujur aja aku gemetaran setiap mengintip istriku. Hatiku sebenarnya panas dan marah. Namun aku gak bisa berbuat apa-apa selain harus mendiamkan masalah itu. Mungkin ini udah nasibku beristrikan seorang pemain! Aku harus banyak-banyak ngelus dada.
Bukan cuma itu aja selingkuhan istriku. Masih banyak lagi deretan para gadun tajir yang berhasil dicicipinya atau mencicipinya. Tapi aku gak akan sanggup menyebutnya satu persatu. Pokoknya istriku makin lama makin menjadi aja. Aku angkat tangan aja melihat kebinalannya. Ngeri bangetlah pokoknya istriku itu, ah!
Tamat
Komentar
Posting Komentar