π™„π™Žπ™π™π™„π™†π™ π™Žπ™€π™‡π™„π™‰π™‚π™†π™π™ƒ π˜Ώπ™€π™‰π™‚π˜Όπ™‰ π™π™€π™π˜Όπ™‰π™‚π™‚π˜Ό

Oleh : Ando Lan

Kehadiran Pak Radit ke kampung halaman kami ini cukup menimbulkan masalah. Karna dia udah memacari istriku yang udah bersamaku selama 24 tahun. Sebelumnya Pak Radit tinggal di ibukota provinsi ini. Namun setelah kedua orangtuanya meninggal, dia pulang mengolah ladang orangtuanya.

Pak Radit tinggal seorang diri, karna anak istrinya masih stay dikota. Kebetulan jarak kampung kami dengan ibukota provinsi hanyalah 6 jam perjalanan dengan kendaraan roda 4. Sehingga biasanya anak dan istri Pak Radit akan selalu datang berkunjung ke kampung minimal seminggu sekali.
Begitu juga sebaliknya kadang Pak Radit lah yang menemui anak istrinya ke kota.

Tapi akhir-akhir ini, kebetulan mobil Avanza yang digunakan anak Pak Radit nge-Grab, udah ditarik oleh leasing. Sehingga baik anak istrinya maupun Pak Radit sendiri udah jarangan saling mengunjungi. Akhirnya Pak Radit pun keseringan sendirian dikampung ini.

Bebasnya Pak Radit tinggal sendiri tanpa ada keluarga yang mengawasi, membuat Pak Radit berniat yang aneh-aneh. Dia mendekati istriku dan menjalin hubungan terlarang dengan istriku. Awalnya aku tau desas desusnya dari bisik-bisik tetangga, namun aku masih gak mempercayainya.

Dalam keseharian kami, aku dan istriku sangatlah kompak. Pergi ke ladang aja kami selalu bersama. Dan kami sangatlah jarang berantam seperti oranglain diluar sana. Istriku sendiri udah berumur 47 tahun, dan aku 57 tahun. Sedangkan Pak Radit kira-kira seumuran denganku. Palingan setahunlah dia dibawahku.

Jarak rumah kami dengan rumah Pak Radit hanya 200 meter. Sehingga mereka bisa sering-sering terlihat bersama. Pak Radit sering main kerumah kami dan berusaha kompak ke kami berdua. Selanjutnya istriku pun jadi sering-sering pergi kerumah Pak Radit.

Jujur sejak awal, aku udah bisa menangkap kekompakan atau kedekatan Pak Radit dengan istriku. Namun aku gak mau aja langsung suudzon. Ku buang segala kecurigaan kearah sana. Aku fokus ngerjakan pekerjaanku aja diladang. Sejak menikah dengan istriku, aku memang orangnya percayaan dan gak pernah curigaan dengan istriku.

Fyi, kalau dari segi kegantengan, Pak Radit jauh lebih ganteng dari aku. Wajahnya ganteng, dengan senyum bibir yang manis, apalagi dulu ketika dia masih miara kumis. Gaya berpakaiannya selalu rapi bak seorang pejabat. Pokoknya Pak Radit tipikal Bapack-Bapack seleranya kaum penyuka Om-Om lah.

Sementara aku, wajahku aja antah barantah dan naudzubillah! Berpakaian aja aku gak pernah bisa terlihat menarik dan ganteng. Semahal apapun misalnya pakaian yang aku kenakan, pasti itu gak bisa menolong penampilanku biar bisa lebih menarik. Posisi pinggang celanaku aja nyaris sampai ke pusatku. Ya, begitulah aku!

Jadi wajar aja sih kalau istriku dengan mudah jatuh cinta dengan Pak Radit. Kalau urusan diranjang sih, aku gak bisa komentarin ya, karna aku gak tau kehebatan Pak Radit. Yang jelas kalau aku dan istri, udah jarang ML. Palingan kami ML sebulan sekali aja, itu pun gak rutin lagi.

----------------------------------------------------------------------

Hari demi hari istriku dan Pak Radit makin kompak aja. Kalau istriku gak dirumah udah bisa dipastikan dia lagi sama Pak Radit. Entah itu dirumahnya atau pun dilokasi ladangnya yang luas. Kebetulan Pak Radit usaha ayam dan kambing yang banyak. Sehingga hari-hari Pak Radit bisa dikatakan dihabiskan disana mengurus ternak-ternaknya yang banyak.

Istriku gak segan-segan lagi bercanda sambil ketawa ketiwi dengan Pak Radit. Pokoknya mereka udah kayak saudara dekat. Itulah penilaian secara positifnya. Namun ke saudara pun gak semuanya harus begitu, karna melihat posisi persaudaraannya juga.
Kasarnya, istriku dan Pak Radit udah kayak gula dan semut aja. Dimana ada Pak Radit disitu ada istriku.

Mereka sering terlihat curhat-curhatan dibawah rimbunnya pohon kelapa wulung yang ditanam banyak secara berbaris oleh Pak Radit disekitar kandang kambingnya. Suasana yang adem mendukung untuk ngobrol betah dan berlama-lama disana. Jujur aja waktu itu sempat kepikiran olehku, jangan-jangan mereka ada apa-apanya.

Namun segera aku menepis pikiran negatif itu karna hari-hariku bersama istri selalu bahagia dan penuh kedamaian. Dua kata yang tepat menurutku, gak mungkin! Ya, gak mungkin istriku ada hubungan special dengan Pak Radit. Secara istriku adalah wanita baik-baik sejak ku kenal waktu gadis dulu.

Jujur, aku jadi sering menghindar atau menjauh ketika misalnya Pak Radit datang kerumah kami. Aku seperti memberikan ruang dan waktu untuk mereka bisa berduaan. Apalagi kalau posisinya istriku lah yang menemui Pak Radit ke tempatnya. Aku gak pernah bertanya ngapain kesana. Aku gak pernah menghalangi atau memarahinya karna sering kesana.

Tapi lama kelamaan, ternyata benar Pak Radit dan istriku punya hubungan special. Itu ku tau ketika ada bisik-bisik tetangga yang sampai ke telingaku terkait mereka berdua. Banyak yang mengaku pernah melihat Pak Radit dan istriku bermesraan disekitar rumah kami, dan juga disekitar rumah Pak Radit.

Contohnya Pak Efendy, seorang Bapack-Bapack dikampung kami yang posisi rumahnya termasuk membelakangi rumah kami. Dia mengaku pernah melihat Pak Radit menemui istriku kerumah. Lalu setelah Pak Radit masuk, pintu pun ditutup. Lumayan lama mereka berduaan didalam rumah yang pintunya tertutup itu.

Entah karna usil atau kemal (kepo maksimal), Pak Efendy pun mengendap-endap mendekati lokasi rumah kami. Mungkin dia mau mengintip dari balik celah dinding papan, atau minimal mengupinglah dari luar. Tapi sayangnya aksi Pak Efendy udah disadari oleh mereka dari dalam. Meski berjalan dengan pelan-pelan, namun suara daun kakao kering yang dipijak Pak Efendy membuat aksinya ketauan.

Tepat di halaman rumah, Pak Efendy langsung membuak pintu dan keluar menemui Pak Efendy.

"Ngapain kau kesini?", tanya Pak Radit.

"Eh, nggak! Aku nyari anak kucing kesini. Tadi perginya kearah sini!", jawab Pak Efendy cari alasan.

Tapi sepertinya Pak Radit gak percaya dengan alasan itu. Dia tau kalau Pak Efendy pasti mau mengintipnya dari lobang. Lalu dengan sigap Pak Radit gercep langsung menyogok Pak Efendy pada saat itu. Kebetulan katanya, sebulan yang lalu Pak Efendy pernah minjam 1 botol pestisida (racun rumput) merk Round-up ke Pak Radit dan belum bisa dikembalikan.

"Udah... Round-up yang kau pinjam kemarin, gak usah kau balikin lagi ya. Udahlah, aku anggap lunas aja! Tapi gak usah bilang-bilang ke siapa-siapa ya. Bisa kan kau gak ceritakan ke siapa pun?!", ujar Pak Radit.

"Iya... iya... aku janji gak bakalan cerita ke siapa-siapa!", jawab Pak Efendy sambil menganggukkan kepalanya.

"Janji ya, bro!", ucap Pak Radit sekali lagi sambil menepuk bahu Pak Efendy.

"Ho' oh!", ucap Pak Radit mengangguk.

Akhirnya Pak Efendy pun bergegaslah pergi meninggalkan tempat itu.
Tapi meskipun Bapack-Bapack, Pak Efendy tetaplah bermulut ember gak ada bedanya dengan Emak-Emak. Dia menceritakan itu ke Pak Yusuf.

Pembicaraan Pak Efendy dan Pak Yusuf didengar langsung oleh anak gadisnya Pak Efendy, Rita namanya. Bukan Rita Efendy penyanyi 90-an itu ya guys. Uppss... ketauan deh umur author ya, begitu nyebutin penyanyi era 90-an. 🀭 Jadi Rita menyebarkan gossip itu ke tetangga-tetangga lain yaitu ke buibu.

Setelah itu, Sandro, cucu Pak Arnold yang masih duduk di bangku kelas 6 SD, pernah melihat istriku dan Pak Radit tengah cip0kan ditengah ladang kakao dan durian. Ketika itu Sandro disuruh neneknya nyari duren runtuh ke ladang mereka. Kebetulan ladang mereka bersebelahan dengan ladang kami yang disekitar rumah.

Dari Sandro gossip itu pun menyebar karna diceritakan ke neneknya dirumah. Dari neneknya menyebar ke ibu-ibu dan yang lain-lainnya. Dan aku pun mulai percaya dengan kebenaran gossip itu. Namun aku gak pernah minta isteriku tabbayun atau mengklarifikasi kebenaran cerita tersebut.

Nimrod, pemilik hamparan sawah di belakang rumah kami juga pernah memergoki Pak Radit dan istriku m3sum dibawah pohon durian disekitar rumah kami. Menurut Nimrod, dia melihat mereka berdua tengah duduk nyandar dibatang duren yang udah besar. Istriku dipeluk dari belakang oleh Pak Radit, dan tangan Pak Radit bergerilya disekitar wilayah dada (sekwilda) istriku.

Masih menurut Nimrod, mereka bersenda gurau sambil ketawa-ketawa, sayangnya Nimrod gak bisa dengar pembicaraan mereka berdua. Maklumlah, Nimrod melihatnya dari seberang sawahnya, yaitu dari dataran tinggi yang merupakan ladang jagung dan kopi robusta miliknya.

Nimrod memperhatikan aksi demi aksi mereka berdua. Pak Radit menempelkan wajahnya ke rambut istriku, lalu ke pipi kiri dan kanannya. Istriku pun menoleh ke arah Pak Radit sehingga mereka cipika cipiki dalam waktu yang lumayan lama. Mereka benar-benar menganggap dunia milik mereka berdua. Mereka gak takut ada orang yang melihat.

Tanpa ragu-ragu dan tanpa pernah celingak celinguk ke sekitar, mereka memadu kasih dibawah pohon duren itu. Nimrod juga bercerita, mereka berdua juga menyalakan anti nyamuk bakar disampingnya. Dan mereka duduk dengan beralaskan plastik bekas pupuk urea atau TSP atau sejenisnya.

Nimrod yang dari tadi terdiam megawasi aksi mereka, ikut gerah dan kesal karna mereka berdua benar-benar gak peduli keadaan sekitar.
Apalagi ketika mereka sama-sama rebahan diatas alas itu dan berpelukan dengan posisi nyamping. Kaki kanan Pak Radit dinaikkan menindih paha istriku, lalu tangannya makin menjelajah di sekitar dada, perut, dan pipi istriku.

Nimrod pun sengaja melempari ke ladsng kami, kearah mereka berdua berkali-kali kayak sedang berburu. Disuruhnya kedua anjing piaraannya mengejar kearah dia melempar. Pokoknya tindakan Nimrod tersebut benar-benar layaknya orang yang sedang berburu. Padahal itu cuma alasan aja biar mereka berdua bubaran dari bawah pohon duren tersebut.

Alhasil Pak Radit dan istriku pun kalang kabut dari sana, mereka segera meninggalkan lokasi itu. Lalu Nimrod pun menjelajah melalui pematang sawahnya dan segera ke TKP beserta anjing-anjingnya. Disitulah Nimrod tau bahwa di samping alas-alas mereka ada anti nyamuk merk Domestos Nomos yang sedang nyala.

Udah pasti Nimrod menceritakan kejadian itu ke orang-orang. Dan semuanya ikut sampai juga ditelingaku. Tapi aku gak bisa berbuat apa-apa. Gak mungkin ku nasehati lagi istriku. Dia bukan anak kecil lagi, dia udah dewasa, bahkan udah tua. Masa' harus diajari lagi mana yang baik mana yang gak baik. Itulah makanya aku memilih mendiamkan aja tanpa pernah kubahas ke dia.

Jadi sejak kudengar isu-isu mereka dari orang-orang, aku memilih cuek aja dan gak mau tau. Aku juga harus muka tembok dan berusaha pede dalam menjalani hari-hari. Gak mungkin aku harus terbebani mikirin omongan orang. Udahlah, terserah kalian mau ngomong apa. Itulah prinsip yang kutanamkan di pikiranku.

Istriku pun makin hari makin terlihat bahagia aja. Dia terlihat lebih bahagia dari biasanya atau dari sebelumnya. Wajahnya selalu ceria, dan hatinya berbunga-bunga. Waktu berduaan denganku pun, istriku terlihat lebih romantis, lebih care, dan lebih sayang padaku. Jadi menurutku, apapun yang dia lakukan dengan Pak Radit, selama rumah tangga kami akur-akur aja atau bahkan lebih bahagia, why not??!!

Kecuali mungkin setelah dekat dengan Pak Radit, istriku jadi berubah super cuek, kasar, suka marah-marah, banyak nuntut ini itu, gak peduli dengan masakan, dengan cucian, dengan sekolah anak-anak, dan lain sebagainya, aku pasti akan marah dan gak bisa menerima keadaan seperti itu.
Lha.. ini malah sebaliknya! Dia makin nunjukin rasa cinta dan perhatian lebih padaku. Bukankah dalam rumah tangga itu yang kita cari adalah keharmonisan dan kenyamanan?

Apalagi belakangan ini kulihat, istriku makin bisa bergaya. Dan pakaiannya juga makin bertambah dan bertambah. Mana bagus-bagus lagi. Pokoknya dia jadi makin cantik kulihat. Mungkin dia kecipratan cuan dari Pak Radit. Karna usaha ayam dan kambing milik Pak Radit terbilang sukses. Maklumlah, dia mengelolanya secara profesional. Karna dia adalah orang yang udah lama merantau dikota, jadi wajar aja dia punya pengalaman atau skill dalam mengelola ternak agar menghasilkan untung yang banyak.

Kalau boleh curhat dikit, ekonomi keluarga kami tergolong morat marit. Jadi untuk membuat istriku bergaya seperti sekarang ini merupakan sesuatu yang gak mungkin kulakukan. Apalagi dengan masakan didapur, istriku jadi makin sanggup menyajikan makanan lezat untuk kami dan anak-anak. Duit dari mana kalau bukan dari Pak Radit. Tapi gak papalah, aku nikmati aja semuanya.

Kedepannya, asal istriku masak dirumah, dia wajib akan mengantarkan sebagian ke rumah Pak Radit. Menurutku gak papa, soalnya duit beli bahan makanan itu ku sinyalir dari Pak Radit juga. Jadi wajar dong dia ikut mencicipi. Modal dari dia, cuma masaknya aja istriku, ya masa' dia gak boleh ikut icip-icip.

Apalagi Pak Radit kan tinggal seorang diri disini. Wajarlah dia kesulitan masak untuk dirinya sendiri dirumahnya. Makanya aku biarin aja istriku ngantarin makanan setiap hari kesana. Bahkan bukan cuma ngantar, istriku juga jadi sering masak disana, dirumah Pak Radit.
Nanti kalau dia udah siap masak, dia akan bawain masakannya kerumah kami.

Jadi meskipun udah rata-rata warga kampung ini tau desas desus hubungan mereka berdua, bahkan udah ada beberapa orang yang melihatnya, aku pilih diam aja! Aku memilih menutup telinga aja rapat-rapat. Dan kurasa, istriku dan Pak Radit pun udah tau kalau warga kampung udah mengetahui skandal mereka, namun mereka juga memilih santuy aja.

Soalnya mereka gak pernah jadi seperti mengurangi frekuensi ketemuan, atau jadi terkesan sembunyi-sembunyi. Mereka tetap aja seperti biasa, gak ada yang berubah sama sekali. Pak Radit masih sering-sering bareng istriku. Entah dia yang menemui istriku kerumah atau istriku yang menemuinya kerumahnya.

Bahkan ngantarin istriku ke pesta atau ke tempat tertentu aja Pak Radit masih selalu ready. Dia gak merasa risih atau panas telinganya mendengar bisikan orang. Dia tetap jalanin aja hubungannya dengan istriku tanpa adanya rasa malu lagi sama sekali. Bukan gak mungkin kan ketika mereka jalan bareng keluar kampung ini, mereka ML entah dimana.

Kalau melihat secara langsung mereka bermesraan, aku memang belum pernah! Tapi orang-orang udah pada banyak yang melihat. Yang pernah kulihat hanya sebatas, dimana Pak Radit duduk berdampingan dengan istriku sambil fokus melihat screen smartphone digenggaman Pak Radit. Posisi mereka duduk jongkok sambil nyandar di tembok kandang kambing Pak Radit. Paha mereka memang bersentuhan saking rapatnya posisi duduk mereka.

Pemandangan seperti itu udah sangat sering kutemui, ketika misalnya aku datang menemui istriku ke tempat Pak Radit. Begitu juga ditempat kami, aku sering mendapati mereka berdua duduk lesehan dihalaman beralaskan tikar jemuran kakao, atau di teras rumah kami. Meski duduk lesehan tapi tetap aja merapat dan sangat dekat.

Kalau aku udah datang entah dari mana, Pak Radit akan sedikit menggeser posisi duduknya menjauh dari istriku. Dia akan menyapaku dengan penuh keramahan sambil senyum. Aku pun begitu, kadang akulah yang duluan nyapa dia setelah kuparkirkan motorku dihalaman. Jadi aku bukanlah sebuah masalah bagi Pak Radit dalam mendekati atau menemani istriku. Karna terus terang aja aku gak pernah memasang muka masam ke Pak Radit.

Anak-anak kami pun sepertinya udah pada tau hubungan Mamanya dengan Pak Radit. Namun kedua anakku yang udah duduk dibangku SMA itu juga memilih cuek dan pura-pura gak tau. Selama mereka gak dirugikan, mereka gak mempermasalahkan hubungan Pak Radit dengan Mamanya. Ya memang gak pernah merugikan, malah menguntungkan bukan?!

Oya, anakku yang laki-laki katanya pernah disindir teman SMA-nya, karna anakku katanya pengen beli gadget atau smartphone. Tapi anakku bilang belum ada duit Mamaku, begitu. Dengan entengnya temannya menyuruh anakku itu meminta duit ke Pak Radit, yang mereka sebut sebagai Bapack dari anakku tersebut.

"Mintalah sama Bapackmu, Pak Radit!", begitu kira-kira temannya bilang ke dia.

Dengan tegas anakku pun menjawab.

"Ah, aku segan. Biar ajalah!"

Tapi meskipun begitu, kedua anakku gak pernah nanya-nanya atau mengorek-ngorek ke Mamanya terkait hubungan Mamanya dengan Pak Radit. Pokoknya gak pernah ada pembahasan dirumah kami tentang masalah itu. Titik! Bagiku kedua anakku ini udah sangat-sangat dewasa. Mereka bisa memaklumi kerjaan Mamanya tanpa harus banyak komentar.

Selesai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

π™†π™€π™‰π˜Όπ™‹π˜Ό π™‡π™€π™ƒπ™€π™π™‰π™”π˜Ό π˜½π™€π™‚π™„π™π™?

AKU SENGAJA PULANG KERUMAH PADA SAAT JAM KERJA

TERNYATA ISTRIKU SELINGKUH DENGAN BAINAR