π™„π™Žπ™π™π™„π™†π™ π™Žπ™€π™‡π™„π™‰π™‚π™†π™π™ƒ π˜Ώπ™€π™‰π™‚π˜Όπ™‰ π™‚π˜Όπ˜Ώπ™π™‰ π™π˜Όπ™…π™„π™

"JADI PEMUAS HASRAT BOS"

Oleh : Ando Lan



Terhitung sampai detik ini, tiga tahun sudah aku membina rumah tangga dengan Ria, istriku. Setahun menikah dengannya, kami langsung di anugrahi anak laki-laki yang sehat gak kurang suatu apapun.

Aku bekerja sebagai buruh di bagian pelabuhan sebuah pabrik kertas. Dan istriku bekerja sebagai tukang masak karyawan di lingkungan perusahaan. Kami yang sama-sama berasal dari keluarga sederhana, merasa gaji kami cukup untuk kebutuhan kami sehari-hari.

Namun, tahun kedua pernikahanku dengan Ria, aku mengendus aroma-aroma perselingkuhan. Memang Ria sangat pandai menyembunyikan kelakuannya, tapi yang namanya bangkai, serapi apapun di bungkus, pasti aromanya akan tercium juga keluar.

Banyak staf dan petinggi-petinggi perusahaan yang setiap hari duduk ngopi dikantin yang dikelola istriku. Mereka wajib ngopi atau sarapan pagi disana. Jadi udah barang tentu istriku kenal baik dan dekat dengan mereka-mereka. Tapi ada salah satu bos yang terlihat begitu dekat ke istriku. Namanya Pak Sukri, dia menggunakan helm proyek putih.

Aku pun curiga dengan kedekatan mereka. Lalu aku pun berusaha mengintai mereka berdua. Karna emang kekompakannya udah kelewat batas. Bayangin, ketika semua staf udah bubar dari kantin, dan tinggal hanya Pak Sukri dengan istriku, maka mereka akan duduk merapat kayak orang lagi pacaran.

Bahkan menurut salah seorang yang melihat, ketika mereka duduk merapat disebuah tempat duduk, gak jarang Pak Sukri mengelus rambut istriku, meremas pundak istriku seraya mencium rambut istriku. Kalau udah begitu akan lanjut dengan mencium pipi istriku. Meski berupa ciuman sebentar, tapi bisa dilakukan berkali-kali layaknya orang yang udah begitu kangen ke pacarnya.

Telingaku jadi sakit mendengar laporan-laporan dari teman yang peduli denganku. Mereka sering memergoki istriku pelukan disudut ruangan dengan Pak Sukri. Ada yang bilang Pak Sukri sering masuk ke belakang sewaktu istriku dibelakang dan berlama-lama baru nongol kedepan. Suami mana yang rela istrinya begitu dengan laki-lain lain.

Meskipun aku kesulitan izin setelah masuk kerja, namun akhirnya aku bisa juga curi kesempatan buat ngintai istriku. Aku pun datang diwaktu-waktu yang gak biasanya. Ketika didepan kantin, kulihat kantin kosong melompong. Gak ada satu orang pun disana, termasuk istriku.

Aku pun makin mendekat dengan langkah pelan, lalu aku melipir kearah belakang lewat samping. Telingaku pun akhirnya bisa menangkap pembicaraan istriku dengan Pak Sukri dari balik dinding itu. Mereka terdengar ketawa-ketawa layaknya orang pacaran yang lagi bercanda-canda.

Aku berusaha kuat untuk menghadapinya. Detakan jantungku makin cepat. Aku usap dadaku berkali-kali untuk menenangkan diriku sendiri. Lalu gak terdengar lagi suara mereka dari dalam sana. Aku pun makin mengendap-endap ke belakang dan berusaha melihat kedalam sana.

Dari bolongan seng dibagian belakang, aku mengintip ke dalam. Astaghfirullahaladzim... ternyata mereka berdua lagi asik berbuat tak senonoh. Aku melihat Pak Sukri netek ke payud4ra istriku. T-shirt istriku udah digulung keatas lalu bukit kembarnya dikeluarin dari bra-nya.

Lalu Pak Sukri pun meninggalkan bukit itu dan melumat bibir istriku dengan membabi buta. Istriku pun mendesah menikmati lumatan bibir Pak Sukri yang dipagari kumis lebat. Aku sampai menunduk saking gak sanggupnya melihat kelakuan mereka berdua. Dan ketika aku melihat kembali, lidah mereka udah saling menjulur dan menggulung.

Aku nyaris menangis dibalik dinding seng itu. Hatiku benar-benar hancur dan berkecamuk. Aku gak tau harus berbuat apa. Lalu aksi mereka masih berlanjut aja. Kini Pak Sukri menggrepe selangkangan istriku dan memasukkan tangannya kedalam celana istiku.

Terlihat tangan Pak Sukri bergerak-gerak memainkan alat kemaluan istriku. Disambut dengan desahan istriku menikmati permainan jari Pak Sukri. Lalu Pak Sukri menarik tangannya dan menciumnya. Dia kembali memasukkan jarinya dan mengobok-obok kemaluan istriku.

Lalu setelah menarik kembali tangannya serta menciumnya, Pak Sukri langsung menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan batangnya dari dalam. Istriku pun auto jongkok dan segera memegangi batang Pak Sukri yang udah ngaceng itu. Gak pake lama, istriku langsung mem-BJ tytyd Pak Sukri. Istriku menengadah keatas menatap wajah Pak Sukri yang dari tadi asik membelai rambut istriku itu.

Aku pun gak sanggup lagi melihat pemandangan mengerikan itu. Aku langsung menjauhkan mukaku dari dinding seng itu lalu segera memutar tubuhku. Aku berjalan meninggalkan tempat itu dan buruan balik ke pelabuhan tempat aku bekerja. Hatiku benar-benar menangis membayangkan kelakuan istriku yang udah tega berkhianat.

Meski hatiku sakit, entah mengapa aku masih mau aja mengintip aksi mereka besok-besoknya. Aku selalu berusaha datang di jam-jam itu untuk melihatnya. Tapi untuk menangkap basah atau melabraknya langsung, aku gak punya keberanian. Aku tau Pak Sukri adalah atasanku di divisi kami. Kalau kupergoki dia, itu pasti berakibat fatal ke masa depan karirku.

Ada lebih 6 kali aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, istriku dan Pak Sukri berbuat m3sum dikantin. Laporan teman-teman yang mengaku melihat mereka peluk-pelukan disudut ruangan, gak lagi seberapa menurutku. Soalnya netek dan merimming apem istriku juga aku udah lihat beberapa kali.

Istriku memang makin suka berdandan aja akhir-akhir ini. Dia tampil dengan make-up yang tertata rapi dan juga pakaian yang bagus-bagus. Kayaknya Pak Sukri selalu membiayai istriku untuk bisa seperti itu. Aku gak tau mengapa istriku masih mau membuka hati ke suami orang ketika dia sendiri udah punya suami juga, yaitu aku.

Selain m3sum di kantin, nampaknya istriku juga sering m3sum diruangan Pak Sukri. Karna aku sendiri tau bahwa istriku sering ngantar makanan kesana atau jemput alat-alat makan, namun akan lama sekali pulangnya. Selain urusan antar jemput makanan dan alat-alatnya, istriku kerap dipanggil kesana untuk urusan lain.

Nah, diruangan Pak Sukri itu udah bisa dipastikan mereka akan lebih nyaman berbuat m3sum. Karna ruangan itu begitu luas dan berlapis-lapis. Ada beberapa buah pintu yang harus dilewati untuk bisa sampai ke ruangan Pak Sukri. Dan ruangan Pak Sukri itu selalu ditutup apabila menerima tamu atau pengunjung.

Aku yakin mereka pasti sering mantap-mantapan didalam situ. Karna gak ada yang melihat serta mengganggunya. Kalau dikantin mungkin hanya sekedar pemanasan aja. Semua karyawan pabrik tau dan sering melihat istriku masuk ruangan bos. Namun semuanya diam aja dan gak pernah membahas itu. Semua pura-pura gak tau aja dan gak mau urus dengan urusan si bos. Semua pengen aman aja diposisi masing-masing.

Aku sendiri sering melihat istriku ketika keluar dari ruangan si bos, dia udah keramas dan mukanya kelihatan segar. Berarti mereka habis bers3ngg4ma didalam sana lalu mandi. Meski gak pernah bisa kulihat apa yang mereka lakukan didalam sana, tapi udah pastilah mereka melakukan hal yang gak senonoh.

Oh, ya.. dibagian belakang kantin, istriku sering menjemur pakaian dalam laki-laki. Ketika kutanya itu pakaian siapa, dengan santuy istriku bilang itu milik bos, Pak Sukri. Dia diminta nyuci pakaiannya dan digaji. Tapi anehnya kok cuma pakaian dalam aja. Celana dalam berbagai merk, mulai dari merk Durban, Calvin Klein, Giordiano, GTman, Balmoral, bahkan Rider classic sering gonta ganti bergelantungan disana. 

Ada apa kok sampai celana dalam si bos istriku yang nyuci. Padahal istriku tukang masak, bukan loundry. Lagian kalau pun disuruh bantu cuciin, mengapa cuma pakaian dalam aja, pakaian lain kemana? Dan mengapa dikantor pake acara nyuci pakaian dalam? Aneh tapi nyata. Mereka berdua benar-benar masa bodoh dengan semua itu.

Tapi dua tahun kemudian Pak Sukri meninggal dunia akibat lakalantas dijalan tol. Tubuh dan mobilnya hancur berantakan dijalan itu. Nampak jelas aura sedih diwajah istriku setelah kepergian Pak Sukri. Lalu istriku pun mengajukan pengunduran diri dari kantin ke kepala divisi. Istriku sepertinya gak semangat lagi kerja karna Pak Sukri udah gak ada.

Dua bulan lamanya istriku stand by dirumah aja ngurus rumah dan anak-anak. Aku juga gak memaksa dia harus bekerja, melainkan itu tergantung dia aja. Meski gajiku sebagai buruh di pelabuhan bukanlah besar, namun itu bisa dicukup-cukupkan juga. Tapi kalau istriku minta harus kerja juga, aku juga gak bisa menghalanginya.

Bagiku istriku lebih baik gak usah bekerja sih, biar dia gak bisa selingkuh-selingkuh lagi dengan para gadun kesukaannya. Karna dengan bekerja disebuah tempat, otomatis dia akan banyak mengenal orang-orang. Kalau dirumah pastilah sedikit terkekang dan kurang bisa berbaur dengan dunia luar.

Selesai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

π™†π™€π™‰π˜Όπ™‹π˜Ό π™‡π™€π™ƒπ™€π™π™‰π™”π˜Ό π˜½π™€π™‚π™„π™π™?

AKU SENGAJA PULANG KERUMAH PADA SAAT JAM KERJA

TERNYATA ISTRIKU SELINGKUH DENGAN BAINAR