𝙆𝙐 𝙋𝙀𝙇𝙀𝙏 π™‹π˜Όπ˜Ύπ˜Όπ™ π˜Όπ™‰π˜Όπ™†π™†π™

Oleh : Ando Lan

Setelah tamat SMA, anakku Tia dikejar-kejar oleh seorang pemuda ganteng. Ketika itu si pemuda nekat ngikutin anakku sampai kerumah untuk mengungkapkan isi hatinya. Lalu tanpa ragu si pemuda itu mengenalkan dirinya ke aku, selaku Ibu dari Tia.

Dari jauh aku udah tertarik melihat sosok anak muda itu. Aku masih ingat waktu itu, dia turun dari sepeda motornya, Jupiter Z warna biru, dan melangkah dengan pasti menuju pintu rumah kami.

"Ganteng bangeeet!, gumanku dalam hati.

Aku pun senyam senyum dan langsung ramah menyambut si anak muda tersebut. Langsung ku buatin dia teh manis yang udah ku ramu dengan ramuan khusus. Soalnya aku langsung jatuh cinta banget ke pemuda itu. Aku langsung beniat jelek agar aku bisa dapatin dia. Aku gak rela dia ke anakku, tapi akulah yang harus memilikinya.

Akhirnya anak itu pun jadi terlihat sangat baik samaku dan terlihat sangat santuy tanpa ada unsur segan di dirinya. Aku pun berharap dia udah kena ramuanku. Dan ternyata benar, ramuan yang ku taruh ke minumannya langsung bereaksi. Dia pun jadi punya rasa samaku, bukan lagi ke Tia, anakku itu.

Aku pun kegatelan. Aku langsung curi-curi main mata ke dia begitu aku tau obat itu udah bereaksi. Akhirnya dia pun membalas kedipin matanya dengan juluran lidah menjilat bibir atasnya.

"Mati kau! Dapat kau!", gumanku.

Namanya Rio. Pada saat itu akulah yang malah meladeni dia bincang-bincang dirumah. Tia, anakku malah berada didalam kamar. Kesempatan itu pun kumanfaatkan sebaik mungkin untuk menyelami lebih dalam soal pribadi Rio.

Lalu besok-besoknya Rio makin sering-sering datang, tapi sesungguhnya yang dicarinya adalah aku, bukan lagi Tia. Tapi Tia gak menyadari itu, maklumlah anakku itu tipe pendiam dan pemalu. Dia justru membiarkan aku menemani Rio dan dia justru menjauh entah ke kamar atau ke dapur.

Makin hari aku makin bisa merasakan peletku udah masuk ke Rio. Dan aku pun tanpa segan-segan mengungkapkan isi hatiku ke dia. Aku udah blak-blakan bilang suka banget ke dia, aku juga bilang aku nyaman banget disampingnya. Bahkan aku berani nanya apa dia suka sama aku. Dan jawabannya pun begitu memuaskan. Dia bilang suka dan jatuh cinta samaku. Yes!

Tapi kalau ketika ada Tia disamping kami, aku pura-pura nyuruh Tia agar duduk, gak usah malu-malu menemani Rio. Karna Rio datang untuk nemui dia. Tapi boong! Rio juga tau aku cuma bersandiwara, biar Tia gak curiga ke aku, Ibunya ini. Rio sama sekali gak punya rasa suka lagi ke Tia, anakku. Dia udah benar-benar cinta samaku.

Lalu akhirnya aku pun nyuri-nyuri kesempatan jalan bareng Rio. Awalnya aku merahasiakan hubungan kami dari Tia, anakku. Dan sandiwara kami pun berjalan lancar. Udah berapa kali aku dijemput Rio tanpa sepengetahuan Tia. Targetku memang harus bisa nikah dengan Rio, bukan hanya sekedar pacaran atau berhubungan gelap.

Tia juga seperti udah tau, kalau Rio ternyata kurang serius ke dia. Dan Tia bisa menerima itu semua dengan lapang dada tanpa pernah merasa kecewa. Dia mungkin sadar, kalau kemarin Rio salah lihat, awalnya sor sampai dikejar-kejar kerumah, tapi ternyata dia bukan seleranya. Hal itu membuat Tia gak pernah lagi ngurusin atau peduliin seputar Rio. Dia benar-benar gak peduli membahas soal Rio.

--------------------------------------------------------------------

Suatu saat aku jalan dengan Rio, aku mengajak dia ke tempat rekreasi. Disana kami bisa bermesraan. Kami duduk berdampingan dengan saling merangkul. Aku rebah dipundak Rio. Ya olloh, nyaman pake banget. Sekujur tubuhku bergetar karna bergesekan dan nempel ke tubuh Rio. Kapan kami bisa tel4njang berdua, tanyaku dalam hati.

Jemari tangan kananku digenggamnya dengan tangan kirinya. Sepanjang kami ngobrol, tangan kami selalu berpegangan. Kurasakan kehangatan tangan Rio ketika menggenggam erat tanganku. Lalu Rio memiringkan kepalanya kearahku serta menempelkannya. Aku pun bergetar ketika pipi kami saling bersentuhan.

Rio pun menciumi pipiku dan juga keningku. Aku senyum dan spontan mengucapkan sayang ke dia. Kami segera pindah tempat duduk ke pojok sepi disekitar rindangnya pepohonan dan bebungaan. Disanalah Rio bersandar ke sebuah pohon dan aku juga disandarkan dipelukannya. Kedua tangan Rio merangkulku dari belakang. Ku pegang tangannya dan ku tempelkan didadaku, lalu aku menoleh ke belakang dan menatap wajah Rio. Rio langsung mengecup pipiku seraya meremas dadaku dengan kedua tangannya.

Kami pun kissing tipis-tipis disana. Gak jarang kami harus menghentikan kiss-kissan karna ada petugas taman yang lalu lalang. Begitu juga sesama pengunjung yang mengitari semua tempat. Namun mereka pada paham begitu melihat kami berduaan dipojok itu, mereka pun segera pergi meninggalkan kami. Akhirnya kami pun melanjutkan lagi ciuman serta grepean.

Malam minggu berikut, kami sepakat ML dipondok yang jauh ditengah ladang. Jam 4 sore dihari sabtu itu kami melaju kesana menggunakan sepeda motornya. Ladang kami tersebut berada lumayan jauh dari pemukiman. Makanya aku memilih tempat itu, soalnya bakal aman kami bertel4njang bulat disana tanpa ada yang tau.

Kebetulan pondok itu rapi dan bagus. Merupakan peninggalan suamiku sebelum dia pergi meninggalkan aku setahun yang lalu. Oh ya, suamiku udah nikah ke bini orang makanya dia kabur jauh-jauh membawa istri orang tersebut. Saat malam tiba, kami nyalain lampu obor sebagai penerangan disana, lengkap juga ada anti nyamuk bakar merk baygon aroma lavender disana.

Kami langsung tel4njang bulat dipondok itu. Lalu sat set sat set tytyd Rio yang udah ngaceng memasuki goa milikku. Aku terkesima melayani n4fsu anak muda ini. Dia begitu lihay dan sangat berstamina. Setiap genjotannya berhasil membuatku menjerit dan mendesah. Apalagi ukuran rudal Rio tergolong jumbo untuk ukuran lokal.

Aku yang selama ini memuji ukuran suamiku yang dulu, terheran-heran begitu tau bahwa milik Rio masih jauh lebih besar dari milik suamiku yang dulu. Gigitan Rio dikedua p4yudaraku pun membuatku menggelinjang terus. Sejam lamanya Rio menghujamkan rudalnya didalam goaku, barulah dia membombardirnya dengan cairan hangatnya.

Aku sengaja gak pake pengaman, dan p3juhnya dikeluarkan didalam juga. Aku gak takut hamil. Justru aku pengen hamil anak Rio. Sebab Rio bakal kunikahi dalam waktu dekat. Rio memang udah mau menikah dengan aku yang udah jauh diatas umurnya. Semua karna efek pelet yang kubuat ke dia.

Kami ML dua ronde ketika itu. Aku sangat kewalahan dengan ganasnya Rio mengacak-acak seluruh tubuhku. Dia tampak sangat beringas walau aku udah berumur. Aku bilang ke Rio, gak pake lama kita akan menikah. Biar hamilku gak keburu besar nanti. Rio pun sangat-sangat setuju tanpa menolak sedikit pun ajakanku tersebut.

Akhirnya aku pun menikah dengan Rio. Tepatnya sebulan 3 hari semenjak kami ML dipondok itu. Aku gak perlu lagi sembunyi-sembunyi ML dengan dia. Hatiku pun berbunga-bunga menjalani hari-hariku bersama suami baruku. Udah bisa dipastikan kami ML tiap hari, dan pasti beberapa ronde setiap hari. Suamiku kan lagi kuat-kuatnya. Sementara aku pun masih sangat kuat untuk melayaninya.

Semua anak-anakku termasuk Tia gak pernah mempermasalahkan pernikahan kami. Semuanya penurut dan ikut menganggap Rio sebagai Bapack barunya. Aku juga mengajari Rio agar menganggap anak-anakku sebagai anaknya juga. Meskipun umur kalian sama, kamu jangan segan dan sungkan, kamu sekarang kepala keluarga dirumah kita. Demikian ucapku ke Rio.

Umur Rio sekarang 19 tahun, dan aku 41 tahun. 
Kami terpaut usia 22 tahun. Namun rumah tangga kami bahagia. Kabarnya anakku Tia juga lagi dekat dengan seseorang yang usianya udah 5 tahun diatasnya. Calonnya itu udah bekerja di kantor Camat. Kabarnya dalam waktu dekat mereka akan menikah. Ya baguslah, biar aku segera punya mantu dan cucu. Aku sangat mendukung Tia segera menikah, karna aku udah sempat memotong langkahnya dengan merebut calon pacarnya.

Sebenarnya calon pacar ya. Bukan pacar! Meskipun dijudul aku buat pacar. Jadi gak mungkin dong pacarnya kali ini aku rebut juga. Biarlah anakku Tia bahagia dalam hidupnya. Karna Tia juga berhak dan pantas bahagia bersama kekasihnya dan suaminya kelak. Aku janji deh, kalau Tia, anakku udah nikah, aku gak akan melirik-lirik suaminya. Bukan gak bisa sih kupelet mantuku itu agar punya rasa suka ke aku.

Oh, ya... itu nanti ajalah aku pikiran, ya. Siapa tau aja kan?! Jangan-jangan nanti aku jadi suka banget ke pacarnya Tia. Soalnya aku belum pernah ketemu langsung sih. Aku baru liat foto-fotonya di Facebooknya. Emang ganteng sih, ganteng banget bahkan. Jujur masih gantengan dari Rio, suamiku yang sekarang. Tapi apapun itu aku gak akan merebut untuk menjadikan suami ketigaku. Gak!

Kalau misalnya hanya sebagai selingkuhan untuk sekedar icip-icip rudalnya, ya itu baru ada kemungkinan. Kan bisa aja nanti aku bermain dibelakang anakku. Aku bisa pakai suaminya tanpa sepengetahuan dia. Tapi nantilah itu kupikirkan lagi. Gak baik dan masih terlalu dini langsung mikir yang aneh-aneh sekarang.

Yang pasti saat ini aku masih menikmati hubunganku dengan suami baruku. Aku menjalani hari-hariku dengan penuh semangat. Aku gak pernah murung, gak pernah sedih, aku selalu tertawa riang bersama suami baruku dan anak-anakku.

Selesai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

π™†π™€π™‰π˜Όπ™‹π˜Ό π™‡π™€π™ƒπ™€π™π™‰π™”π˜Ό π˜½π™€π™‚π™„π™π™?

AKU SENGAJA PULANG KERUMAH PADA SAAT JAM KERJA

TERNYATA ISTRIKU SELINGKUH DENGAN BAINAR