π™„π™Žπ™π™π™„π™†π™ π™Šπ™‹π™€π™‰ π˜½π™Š KARNA EKONOMI

Oleh : Ando Lan


Sebenarnya udah lama aku tau tabiat istriku. Dia adalah istri yang paling gak bisa setia ke suami yang mencintainya. Di belakangku dia suka open BO ke Om-om tajir. Tapi saat ini aku udah gak bisa ngapa-ngapain lagi. Kalau aku bahas itu dia akan marah dan membentakku.

Dia gak pernah mengakui perbuatannya itu. Dia mengatakan aku udah menuduhnya sembarangan. Akhirnya dari pada ribut terus, ku biarkan aja dia melakukan sesuai kehendaknya. Aku marah juga gak ada artinya, jadi lebih baik diam aja. Meski itu pilihan bodoh, tapi aku terpaksa memilihya.

Jujur aja aku termasuk suami takut istri. Karna aku sama sekali gak bisa ngomong ke istriku. Istriku gak pernah mendengarkan omonganku, apalagi menurutinya. Dialah yang berkuasa atasku. Suka-sukanya aja ke aku. Bahkan kalau dia marah, dia akan membentak dan memakiku. Bahkan sampai bawa-bawa orangtuaku juga. Dia akan menghina kedua orangtuaku.

Aku akui aku termasuk pria yang lemah. Lemah bukan dalam arti lemah diranjang, ya. Aku adalah pria bodoh. Bisa-bisanya aku hidup dibawah ketiak istriku. Mau-maunya aku diperintah-perintah bahkan dihina-hina. Aku memang ketergantungan sama istriku. Aku menggantungkan hidupku dengan gaji atau penghasilan dia.

Kenalkan namaku Zulfikar, aku bekerja sebagai penjual sticker dan variasi sepeda motor ditepi jalan. Omset perhariku sangatlah kecil, karna semuanya tergantung pelanggan yang datang. Gak jarang dalam sehari itu gak ada satupun yang mampir untuk dilapakku. Tapi aku tetap buka tiap hari, yaitu ditepi jalan, tepatnya diatas parit yg udah ditutupi papan.

Bahkan bisa dalam tiga hari berturut-turut gak ada pelanggan yang datang. Aku pun ngantuk sampai tertidur aja diluar lapak kecilku. Dan istriku, Febby, bekerja sebagai waitress disebuah cafe. Bukan cafe remang ya atau cafe yang ada mirasnya, tapi cafe yang menghidangkan european food. Cafe yang biasa dikunjungi keluarga elit. 

Meskipun gaji istriku cuma UMR, tapi itu udah pasti diterima sekian perbulannya. Dan karna gaji istriku lebih besar dari pendapatanku, sehingga suka-sukanya aja ke aku. Aku bahkan gak punya harga diri didepan istriku. Dia sering mengata-ngatai aku suami bod0h, suami yang gak berguna, suami yang gak bisa diandalkan.

Gak jarang istriku bilang nyesal nikah dengan aku. Katanya aku laki-laki yang gak bisa mikir, yang gak punya inisiatif dan yang gak kreatif. Dia ngaku capek kerja dari pagi hingga sore, dan kalau shift sore akan pulang jam 23.⁰⁰. Tapi kalau dia gak kerja, dia bilang kami gak bakal bisa makan.

Lalu istriku pun nyambi jadi pecun yang menawarkan tubuhnya ke customer-customer mereka. Dia pintar merayu para customer sehingga mau tukaran nomor telfon, lalu ketemuan diluar sana. Istriku memang lumayan cantik! Karna memang untuk jadi waitress harus cantik-cantik.

Customer cafe mereka pastilah dari kalangan menengah keatas. Banyak orang-orang china yang selalu berkunjung kesana. Kalau untuk orang lokal, banyak dari aparat kemanan dengan pangkat pamen sering nongki disana. Kadang dengan keluarga mereka, kadang dari kantor juga. Para ASN, anggota DRRD, para pengusaha, kontraktor, dan Dokter, dan profesi lain merupakan orang-orang yang berkunjung kesana. 

Meskipun udah punya gaji bulanan, tapi istriku selalu menuntutku agar memberinya jatah uang belanja dan sebagainya. Dia berkilah itu semua merupakan tugas dan tanggung jawabku selaku suami. Istri sebenarnya gak sepantasnya bekerja, tapi dirumah ongkang-ongkang kaki dan terima setoran. Itu kata dia.

Dalam kesehariannya, istriku sering pergi pagi tapi pulang tengah malam. Dia sih shift pagi jam 07.⁰⁰ WIB, tapi pulang jam 23.⁰⁰ WIB. Alasan klasiknya adalah overtime. Aku bagai orang yang teramat bodoh diperlakukannya sesukanya. Aku gak berhak tau urusan-urusan dia. Kalau kutanya sedikit aja dia akan ngamuk dan gila.

Aku jadi sangat-sangat gak berguna dirumah. Harga diriku sebagai lelaki dan suami benar-benar gak ada. Aku bagaikan gak ada dirumah. Dan aku bagaikan bukan suaminya. Dimana-mana suamilah sebagai kepala keluarga atau imam yang wajib dihormati dan dihargai istri. Tapi kami justru kebalikannya, akulah yang harus menghargai dan menjaga perasaan istriku. Karna salah dikit bisa-bisa dia tersinggung dan marah besar.

Belakangan ini, istriku seringan diantar jemput oleh bosnya sendiri (owner dari pabrik roti itu). Namanya Pak Djaya, seorang chinese yang usianya udah pasti diatas 50 tahun. Gak jarang ketika ngantar istriku kerumah, Pak Djaya singgah dulu diteras dan istriku pun buatin dia teh manis atau kopi. Tapi aku gak digubris oleh mereka berdua, meskipun aku ada dirumah.

Aku bagai seorang pembantu atau tukang kebun dihadapan mereka. Pak Djaya juga gak ada basa basinya nyapa aku. Dia cuek aja dan fokus ketawa ketiwi dengan istriku. Bahkan sepertinya, akulah yang kadang-kadang ditertawai oleh mereka. Kalau udah kegitu mending aku kedapur aja nyuci piring atau bilas kain. Karna kalau istriku dapatin piring kotor dan baju belum diperas, dia akan pecahin gelas didepan aku. Akhirnya aku juga yang capek mungutin belingnya nanti.

Selain diantar oleh bosnya pake 3 mobil miliknya berganti-ganti, yaitu mobil Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero, dan Lexus, istriku juga sering diantar oleh mobil Toyota Ayla. Belakangan aku tau pemilik mobil itu ternyata Pak Illyas, seorang owner percetakan dan advertising. Lalu aku sering juga melihat mobil Nissan Grand Livina. Itulah mobil Pak Tarmizi, karyawan PTPN dibagian officenya. Lalu berikutnya mobil yang sering mengantar istriku adalah mobil Kijang Innova plat merah. Dia adalah Pak Jufriadi, seorang PNS di dinas koperasi.

Lanjut lagi, ada mobil Chevrolet Captiva yang dikendarai seorang bermata cipit. Aku pun akhirnya tau nama chinese itu adalah Pak Atong. Konon dia punya usaha hotel dan toko parfume disetiap mal. Mobil Toyota Land Cruiser juga sering antar istriku, bahkan jemput juga. Ternyata orangnya aku kenal, yaitu Pak Zulfahmi, seorang ASN di dinas PU yang jabatannya lumayan bagus disana.

Pokoknya silih berganti mobil-mobil menjemput istriku mau berangkat kerja, begitu juga mengantarnya. Gak jarang dia akan dijemput dan diantar oleh mobil yang berbeda. Misalnya dijemput oleh mobil Honda CRV, tapi diantar oleh mobil Toyota Rush. Udah gitu pun, istriku cuek aja dirumah. Dia gak merasa segan sedikit pun. Dia menganggap itu sebuah pencapaian atau sebuah prestasi.

Di suatu malam minggu, istriku pernah dipergoki oleh preman-preman sedang m3sum disebuah mobil Suzuki Grand Vitara dengan pemiliknya. Mereka dicurigai oleh para preman, karna udah lama parkir disebuah taman dengan mesin dalam kondisi hidup. Ternyata mereka benar-benar m3sum dengan nekat buka celana masing-masing.

Menurut pengakuan para preman yang menangkap basah, istriku lagi menduduki tytyd si bapak. Lalu istriku menggoyang naik turun. Para preman itu pun meminta uang 2 juta kalau gak mau dilapor ke Polisi. Pak Karmin, pemilik mobil sempat enggan ngasih duit segitu, akhirnya para preman ngamuk dan sempat memukul pelipis Pak Karmin.

Mereka mengancam akan mengarak mereka berdua sepanjang jalan dengan hanya menggunakan celana dalam. Waktu itu Pak Karmin ditahan tanpa dibiarin menaikkan celana panjangnya. Dia hanya mengenakan celana dalam merk Mundo warna biru muda. Beberapa preman mengancam akan memviralkan mereka ke media sosial. Beberapa dari mereka standby dengan smartphone ditangan.

Akhirnya Pak Karmin memohon-mohon agar mereka mau menerima sejuta aja. Para preman pun akhirnya mau dan mereka pun dilepaskan. Sebelumnya mereka ngamuk dan menyalahkan Pak Karmin, karna m3sum disembarang tempat. Punya mobil bagus tapi gak punya modal ngambil kamar hotel! Ucap mereka waktu itu.

Sebelum ngasih duit perdamaian, KTP Pak Karmin udah diminta dan diancam gak akan dikembalikan kalau gak mau ngasih duit tersebut. Dari KTP itu ketahuan kalau Pak Karmin adalah seorang ASN. Dan menurut pengakuannya ketika para preman nanya, dia bilang dia di departemen agama. Naudzubillah min dzalik!

Udah pernah ketangkap m3sum dimobil, gak membuat istriku kapok ketika diajak oleh pasangan m3sjmnya ihik-ihik dimobil. Mungkin hitung-hitung menghemat biaya, gak tau juga. Atau emang si gadun emang pelit dan gak mau keluar modal. Soalnya ke istriku gak mungkin gak dikasih duit. Gak pernah sejarahnya istriku mau berbuat m3sum kalau gak dibayar.

Pernah sekali lagi mereka ketauan nges3ks dimobil. Waktu itu siang bolong, ditepi jalan yang lumayan sepi. Soalnya lokasi itu merupakan daerah perkantoran pemerintahan. Gedung-gedungnya jauh kedalam dengan halaman yang luas. Banyak pohon angsana dan pohon trembesi ditanam disisi trotoar. Suasana disana memang sangat sejuk, asri, indah, dan menenangkan.

Ternyata mereka udah diintai oleh petugas Satpol PP yang berada dipos salah satu kantor pemerintahan itu. Cukup lama mereka membiarkan mobil itu setelah berhenti disitu. Akhirnya tanpa disadari oleh istriku dan temannya itu, dua orang personil Satpol PP udah mengintainya dari kaca belakang. Istriku asik memblow job tytyd si Bapak, yang udah dikeluarkan dengan menurunkan celana dinasnya sampai lutut.

Anggota Satpol PP itupun kaget mengetahui oknum yang m3sum dengan istriku berpakaian dinas lengkap. Dilengannya terbaca tulisan Dinas Pendidikan, berikut namanya Anwar Sanusi. Mereka masih membiarkan aksi itu lebih lanjut, sampai istriku benar-benar menaikkan roknya dan menurunkan celana dalamnya.

Anggota Satpol PP itu berkilah, mereka sengaja menunggu lebih lama, bukan karna sekalian menikmati, melainkan agar istriku dan pesangan m3sumnya kewalahan menutup auratnya atau memasang pakaiannya ketika dipergoki. Pak Anwar pun merebahkan istriku dijok tengah yang udah diturunkan. Lalu Pak Anwar jongkok dan merimming apem istriku.

Setelah merimming apem istriku, Pak Anwar duduk dan menyuruh istriku naik ke pangkuannya. Lalu mereka benar-benar melakukan hubungan s3ks layaknya suami istri. Setelah mengepaskan tytydnya ke lobang istriku, Pak Anwar pun menggoyang dari bawah. Lalu dia menyuruh istriku yang gantian menggoyang.

Meski anggota Satpol PP itu gak bisa melihat tytyd Pak Anwar udah benar-benar masuk ke lobang istriku, tapi dari gerakan dan ekspresinya mereka tau itu udah masuk sampai pangkal. Lalu mereka pun langsung memergoki dari sisi kiri dan kanan jendela mobil. Mereka merapatkan wajahnya sambil mengetok-ngetok kaca mobil.

Alhasil Pak Anwar dan istriku pun kaget bukan main saat itu. Mereka terperanjat dan kalang kabut gak tau harus melakukan apa. Kedua Satpol PP itu menyuruh paksa agar jendela kacanya dibukain, tapi mereka gak mau. Akhirnya 2 personil lagi datang dari pos belakang dan ikut melihat kejadian itu.

Akhirnya jendela mobil pun diturunkan. Pak Anwar masih belum pake celana. Tytydnya yang tadi ngaceng sekarang pun auto loyo dan metu. Dia mengatupkan kedua tangannya menyembah ke personil yang memergoki itu. Wajahnya pucat dan gemetaran. Dia nyaris menangis memohon agar jangan dikasuskan.

Singkat cerita, Pak Anwar juga harus merogoh kocek dalam-dalam dan memberikan 1,5 juta agar mereka dibebaskan. Para Satpol PP itu menghimbau agar jangan mengulangi perbuatan asusila seperti itu dilingkungan itu.

"Kalau udah sesak, kehotel aja Pak. Dihotel gak ada yang liat! Jangan disini, disini bahaya.", ucap Bang Kamaruddin, salah seorang dari anggota Satpol itu.

"Gimana sih Bapak ini, PNS, mobil keren, tapi ngeue disini! Bapak gak mikir ya gimana kalau ketauan?", ucap Bang Chairul.

Aku gak tau juga, kenapa gadun-gadun sekelas itu bisa-bisanya m3sum dimobilnya. Padahal nyewa kamar masih dapat 150 ribu, itu udah AC. Mereka pasti akan aman disana tanpa ada yang menggedor. Tapi karna sayang duit 150 ribu, jadi melayang duit 1,5 juta. Kan beg0! Gak matang pemikirannya.

Aku yakin istriku pasti sering me5um dimobil dengan kenalan-kenalannya. Namun yang ketauan karna kepergok aja dua kali. Yang aman gak ketauan sampai selesai berapa kali?! Pasti udah lebih dari dua kalilah.

Selesai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

π™†π™€π™‰π˜Όπ™‹π˜Ό π™‡π™€π™ƒπ™€π™π™‰π™”π˜Ό π˜½π™€π™‚π™„π™π™?

AKU SENGAJA PULANG KERUMAH PADA SAAT JAM KERJA

TERNYATA ISTRIKU SELINGKUH DENGAN BAINAR