πππΌππππ π½πΌππππΌ πΏππππΌπ ππππππΌπππππ πΎπΌππ πππ πΌπππΌπ
Oleh : Ando Lan
Aku Rizma, seorang gadis yang menikah dengan Henry, temen kuliahku dulu. Awal perkenalan kami ketika sama-sama kuliah di sebuah Universitas ternama di negeri ini.
Henry, suamiku, begitu mempesona. Wajahnya sangat ganteng dengan postur tubuh 175 Cm. Badannya atletis dengan dada dan lengan yang kekar, bahkan perutnya juga kotak-kotak (sixpack).
Sejak kuliah kami memang dekat banget. Aku nyaman banget di sampingnya. Karna orangnya humoris, cerdas, dan pinter ngambil hati ceue. Semua ceue di kampusku menyukai Henry. Pokoknya Henry bener-bener idola kaum hawa-lah di lingkungan kampus kami.
Henry sendiri merupakan couo yang pinter main gitar dan jago nyanyi. Pembawaannya tegas, tegap, dan mentalnya kuat. Dia merupakan sosok yang laki banget. Karna dia juga jago berantem. Berapa orang couo yang berusaha gangguin aku udah di hajar oleh Henry.
Pokoknya Henry itu laki-laki hebat dan pemberani. Banyak temen-temennya yang segan bahkan takut macem-macem ke dia.
Jadi Henry bukanlah tipikal couo yang agak punya sisi-sisi feminim.
Iya, Henry sama sekali gak punya gaya-gaya yang agak melambai.
Soalnya sejak SMP Henry selalu aktif di bidang olahraga. Dia menggeluti bidang olahraga sepak bola, bola voli, bulu tangkis, dan renang. Dan olah raga paling favoritnya adalah sepak bola. Dia selalu tampil di ajang-ajang yang di selenggarakan sekolahnya.
Dan setelah kuliah, Henry juga mengikuti bela diri. Sehingga kemampuan berantemnya makin teruji. Sehingga aku pun begitu aman di sampingnya. Henry bener-bener couo idamanku! Aku bener-bener mengaguminya.
-----------------------------------------------------------------------
Tapi aku jadi kecewa karna setelah kami menikah, Henry gak seperkasa yang ku bayangkan. Karna bisa dibilang kami belum pernah sukses melakukan ritual suami istri. Batang Henry ternyata gak sekekar bodynya. Walau udah ciuman dan rangkulan dalam kondisi tel4njang, tapi batang Henry gak bisa ngaceng.
Ceue mana sih yang gak sedih dengan kenyataan begitu. Jujur Henry juga masih tetap berusaha di depan aku agar berhasil mererobos masuk ke dalam. Bisa di bilang tiap hari kami pasti tel4njangan di kamar. Tapi ya, tetap aja Henry gak bisa ngaceng. Namun aku masih berusaha menyembunyikan kekecewaanku.
Kadang ketika kami masak, kami akhirnya pelukan dan akhirnya tel4njang. Ketika kami mandi juga pasti melakukannya. Entah gimana caraku biar batang suamiku bisa ngaceng. Kalau udah ngaceng kan tinggal masukin aja lagi ke dalam lobangku.
-----------------------------------------------------------------------
Sejak kami pacaran dulu, kami memang gak pernah macem-macem. Palingan kissing tipis-tipis. Lalu aku ngasih dadaku di remas-remasnya. Bagian bawah belum pernah disentuhnya.
Aku memang seorang ceue dari background keluarga yang terpandang, dan kuat dalam agama. Sehingga aku gak pernah merayu Henry agar melucuti pakaianku. Aku memang bisa menjaga nilai-nilai agama dan norma adat selama pacaran.
Henry pun gak pernah mencoba merayuku agar menyentuh bagian paling sensitifku itu.
Meskipun dia memintanya, yang pasti aku akan menolaknya. Aku gak pernah mencampur aduk rasa cinta dengan n4fsu buta.
Bagiku kalau couo baik itu juga harus mampu menahan n4fsunya dengan pacarnya sebelum menikah.
Dan itu ku dapatkan di diri Henry. Dia nampak sangat menghormati aku dan gak mau menyakitiku atau pun merusakku. Itulah yang memantapkan hatiku untuk menikah dengan Henry.
Jadi karna itulah aku jadi gak sadar kalau ternyata suami yang ku pilih itu ternyata hanya casingnya aja yang bagus. Awalnya aku kira karna kuatnya imannya makanya sanggup gak menyentuhku.
Tapi siapa sangka ternyata Henry yang begitu hobi pacaran dan berteman dengan ceue-ceue, ternyata punya sisi gelap.
Ternyata dia penyuka sesama jenis yang dalam hal ini hanya menyukai gadun-gadun ganteng yang udah berumur.
Langsung aja ya, Henry itu seorang penyuka gadun berumur 50+. Tapi dia gak suka sama couo seumurannya, dibawah umurnya, dan yang masih 40-an. Pokoknya selera dia 50+ lah. Kaget gak sih? Ya kaget dong. Aku tuh bener-bener gak nyangka banget lho, suamiku yang ku kenal laki banget, ternyata penyuka sesama jenis juga.
Awalnya aku bisa tau rahasia dia itu karna Henry pernah kecelakaaan yang cukup parah. Dia harus koma selama 2 hari. Dan akhirnya akulah yang memegang gadget miliknya. Gak usah tanyakan kenapa aku bisa buka kunci layar hapenya.
FYI, selama ini kami gak pernah saling utak atik gadget. Aku gak pernah megang hape Henry, begitu juga sebaliknya. Masing-masing kami punya pola atau pin pribadi untuk mengunci screen smarthpone masing-masing.
Aku terperanjat melihat banyaknya gambar-gambar bug1l gadun-gadun lokal di galeri hape suamiku. Gambar itu ternyata sebagian berasal dari kiriman lewat WhatsApp dari temen-temennya. Aku pun bacain semua chat mereka. Jantung aku pun nyaris copot dari tempatnya. Ternyata suamiku doyan sucking dan fucking.
Selain file berupa foto, ternyata banyak file video p0rno disana.
Herannya, video-video kebanyakan hasil screen recording ketika Video Call (VC).
Suamiku suka VCS dengan gadun-gadun.
Banyak diantara koleksi video itu, si gadun mengenakan seragam kerjanya. Ada yang seragam PNS/ASN, seragam kantor resmi sebuah perusahaan, bahkan seragam Pol151 juga ada. Mereka berbug1l ria sambil colayyy dengan suamiku sampai crot masing-masing.
Dengan tangan gemetaran aku memutar satu persatu video itu. Ternyata rekaman layar VCS orang lain juga di koleksi suamiku. Dan yang paling membuat jantungku nyaris copot adalah, adanya 3 buah video yang direkam suamiku ketika ML dengan 3 orang gadun yang berbeda.
Dari video itu aku bisa tau kalau suamiku suka nge-BJ, suka ngefuck, suka di fuck oleh gadun, dan suka ngerimming bool gadun. Astaghfirullahaladzim.... Laa ilaha illallah....
Aku bener-bener lemes gak berdaya begitu tau rahasia suamiku.
Aku pun menangis tersedu-sedu meratapi nasibku.
Kalau ML dengan gadun, tytyd suamiku ternyata bisa ngaceng paling kenceng.
Dari video itu aku bisa liat, tytyd suamiku ternyata jombo juga kalau ngaceng. Kurang lebih sama dengan ukuran punya Pak Wawan.
Dia begitu beringas ketika ngefuck si gadun. Andai dia bisa lakukan hal yang sama ke aku, aku pasti bisa melahirkan anak dari d4rah dagingnya sendiri. Yang paling mirisnya ketika dia di posisi wanita, dengan lihainya dia ngangkang atau nungging memberikan boolnya di fuck oleh si gadun. Astaghfirullah... Naudzubillah min dzalik.
------------------------------------------------------------------------
Tapi aku juga masih bingung dengan fenomena ini. Dari sekian banyak couo yang ku kenal, kalau udah sejago Henry bergaul ke ceue, itu pasti normal.
Lha, Henry yang nota bene suka gangguin ceue ini kok bisa-bisanya gak normal.
Jadi yang selama ini dia lakukan itu cuma acting? Kok bisa, sih??? Biasanya aku juga bisa mengenali couo-couo yang rada-rada kurang doyan ke ceue. Meski gak nampak aura-aura kemayunya, tapi paling gak aku masih bisa mengenali mana yang jago ke ceue mana yang rada-rada belok.
Ya owloh... Aku bener-bener ketipu dengan cover luarnya.
----------------------------------------------------------------------
Setelah Henry sembuh, ku pendam semua yang aku tau tentang dia. Aku bersumpah gak akan membukanya ke dia. Meski bathinku menangis, aku tetap mau menghormati suamiku yang ku cintai dari dulu.
Aku pun berusaha menyembunyikan kesedihanku. Aku berusaha tegar dan seperti belum tau apa-apa soal itu.
Ke depannya kami pun tetap berusaha menunaikan kewajiban sebagai suami istri. Aku pun berusaha nge-BJ suamiku meskipun aku gak pandai dan gak doyan melakukan itu.
Dan benar aja, aku pun berhasil melihat batang suamiku hampir-hampir ngaceng. Namun entah mengapa batang itu gak bertahan ngacengnya, malah kendor lagi. Apakah karna aku bukan gadun seleranya atau karna cara nge-BJ ku yang kurang pandai sehingga kurang enak?
Akhirnya Henry minta maaf atas kelemahannya itu. Dan dia seperti pasrah jika aku nyari kepuasan diluar sana. Padahal sebenarnya aku bukan tipikal wanita seperti itu.
Aku berusaha menjaga kesucian pernikahanku. Kalau sewaktu pacaran aja aku sanggup menjaga kesucianku, masa' setelah menikah aku harus memberikan tubuhku ke lelaki lain.
Tapi Henry udah bener-bener bilang samaku bahwa semuanya tergantung di aku. Dia gak bisa lagi berbuat apa-apa. Dia udah ngasih aku kesempatan untuk memilih apa yang terbaik menurutku.
Sebelumnya Henry udah nanya tentang nasib rumah tangga kami ke depannya. Dia udah wanti-wanti bahkan mempersiapkan diri untuk kuat mendengar hal paling menyedihkan dari aku, yaitu soal perceraian.
Henry sadar dia gak bisa jadi suami yang baik dan berguna buatku. Henry sadar aku sebagai istri pasti merana karna gak pernah di kasih nafkah bathin. Tapi aku bilang ke dia bahwa aku gak mau menceraikan dia gara-gara itu. Aku bilang rasa cintaku gak akan berubah ke dia, selagi dia mau bertahan, aku juga akan tetap mempertahankan rumah tangga kami.
Namun lagi-lagi Henry nanya aku gimana jadinya kalau kami gak punya momongan. Sementara salah satu tujuan pernikahan adalah agar punya keturunan. Dan Henry sepertinya memberiku ruang agar aku bisa berpikir atau mencari cara agar aku bisa melahirkan anak.
"Maaf, sayang.. aku gak bisa menghamilimu. Padahal kamu sebenernya bisa hamil. Kalau seandainya kamu minta cerai, aku gak bisa menghalangi. Mungkin itu udah takdirku.
Meski aku cinta sama kamu, tapi aku sadar kelemahanku. Dan aku gak mau kamu jadi menderita selamanya karna aku. Kamu berhak bahagia dengan laki-laki lain." --Demikian ungkap Henry dengan meneteskan air mata.
"Jangan ngomong gitu, sayang. Aku juga sadar mungkin ini udah nasibku. Aku mau hidup samamu selamanya!", ucapku sambil mewek.
"Aku gak masalahin kalau kamu hamil. Itu akan ku anggap sebuah berkah. Aku akan merawat kandunganmu sampai lahiran. Dan anak yang kamu lahirkan dari rahimmu akan sepenuhnya ku anggap sebagai anakku." - tambahnya dengan masih meneteskan air mata.
Aku pun memeluk erat suamiku. Akhirnya kami pelukan yang lama. Kami berdua pun nangis tersedu-sedu. Suasana itu pun bener-bener mengharu biru.
Ku hapus air mata suamiku yang menetes dari pelupuk matanya dengan tanganku. Begitu juga suamiku menyeka air mataku yang terus mengalir membasahi pipiku.
Singkat cerita, akhirnya aku pun dengan sangat-sangat terpaksa harus nyari lelaki lain. Aku pun curhat ke Pak Wawan, atasanku dikantor. Umurnya lebih tua 3 tahun dari suamiku. Akhirnya Pak Wawan bersedia membantuku. Kami pun melakukan hubungan layaknya suami istri.
Pak Wawan sendiri udah nikah dan memiliki anak. Tapi tanpa berat hati dia bersedia membuahi rahimku dengan benihnya. Kami pun melakukannya sesering mungkin. Maklum, aku seorang istri yang jarang dibelai atau yang haus akan sentuhan lelaki.
Setiap melakukannya di hotel, aku selalu berhasil orgasme. Terjangan senjata Pak Wawan begitu dahsyat meluluh lantakkan goa perawanku.
Ya, Pak Wawanlah yang berhasil menjebol selaput daraku. Dia begitu perkasa, ditambah ukuran miliknya yang memang jumbo.
Panjang senjata Pak Wawan 19 cm. Aku sendiri yang udah ngukur dengan rol. Tapi Pak Wawan gak sunat, sehingga ketika kulubnya dibukakan, maka kepala tytydnya merah atau lebih tepatnya pink. Sementara punya suamiku udah agak memudar karna gak punya pembungkus lagi.
Kalau ku bandingin ukuran punya Pak Wawan dengan kondisi mati dengan punya suamiku, sepertinya sama aja. Tapi sayangnya punya suamiku belum pernah ku liat hidupnya. Jadi aku gak tau segede apa kalau udah ngaceng.
Pak Wawan ngaku puas banget bers3tu8uh denganku. Apalagi karna aku masih per4wan ke dia. Pak Wawan pun menaikkan jabatanku satu level ke atas. Kami pun jadi simbiosis mutualisme. Kami sepakat agar menjaga keutuhan rumah tangga masing-masing.
Pak Wawan gak boleh melupakan apalagi meninggalkan istrinya yang dirumah karna aku. Aku juga gak boleh berharap dinikahi oleh Pak Wawan. Biarlah kami jadi pasangan selingkuh selamanya, agar aku bisa mendapat kepuasan s3ksual, dan hamil, lalu punya anak.
Akhirnya aku pun hamil. Betapa bahagianya aku, Pak Wawan, dan suamiku. Apalagi suamiku, dia sangat bahagia karna aku udah menjalankan seperti yang dia mau. Dengan begitu orang-orang atau pun para keluarga, orangtuaku, serta mertuaku gak akan tau kemelut di rumah tangga kami.
Aku pun melahirkan anak, tapi bukan dar4h daging Henry, suamiku. Melainkan hasil hubungan gelapku dengan Pak Wawan, atasanku di kantor. Henry gak mau tau dengan siapa itu ku lakukan. Aku juga gak pernah ngasih tau itu. Kecuali kalau suamiku nanya, aku pasti akan ngasih tau.
Orang-orang dikantor juga gak ada yang mengendus skandalku dengan Pak Wawan. Karna kami bermain cantik. Kami gak pernah menunjukkan kedekatan atau kemesraan kepada siapapun. Kami tampil layaknya atasan dengan bawahan aja pada umumnya.
Di kantor aku tetap berakting segan dan sungkan ke Pak Wawan. Padahal di kamar hotel kami udah jungkir balik.
Sehingga gak ada satu pun teman aku yang merasa cemburu karna misalnya aku di istimewakan di kantor.
Kami gak pernah menunjukkan kedekatan khusus seperti misalnya aku di anter pulang kantor dan sebagainya. Pokoknya rahasia itu kami jaga baik-baik. Karna Pak Wawan juga punya keluarga. Kami gak mau ada gossip yang berhembus sampai ke telinga istri Pak Wawan.
Tapi akhirnya suamiku sepertinya jadi tau juga kedekatanku dengan Pak Wawan. Namun dia sangat-sangat menghormati itu. Dia pura-pura gak tau aja dengan semua itu. Intinya siapapun yang jadi pejantan bagiku, Henry gak urus!
Sampai 3 orang anak yang ku lahirkan dari rahimku ini, semua hasil keringat Pak Wawan. Semuanya sangat di sayangi oleh suamiku layaknya anak kandungnya sendiri. Hingga anak-anakku pun gak tau kalau Bapak kandungnya sebenarnya adalah Pak Wawan, bukan Henry.
Kebetulan wajah ketiga anakku juga jadi makin mirip juga dengan suamiku. Dan sejak kecil mereka semua memang mirip aku. Anak sulungku perempuan, dan anak kedua serta ketiga laki-laki. Akhirnya aku dan suami bisa hidup lebih bahagia membesarkan ketiga anak-anak.
Kini semua anakku udah pada bekerja. Anak pertamaku lulusan dari Universitas Indonesia, dan udah bekerja di Kementerian PU di Jakarta.
Anak keduaku lulusan Universitas Gajah Mada, dan kini jadi seorang Hakim.
Anak ketigaku lulusan dari Universitas Brawijaya, dan melanjutkan pendidikan di Akademi Militer. Kini dia berkarier sebagai seorang perwira menengah di TNI.
Tapi sampai kini skandalku dengan Pak Wawan masih terus berjalan. Untuk urusan ranjang, kamilah sebagai pasutri. Pak Henry hanyalah pajangan.
Kini aku udah berumur 53 tahun, Pak Henry, suamiku, 56 tahun. Dan Pak Wawan, atasan sekaligus pasangan selingkuhku udah berumur 59 tahun.
Jujur, kami udah jarang juga ML. Tapi sebulan sekali masih kami usahakan. Maklumlah, stamina kami pastilah udah sangat menurun. Pak Wawan pun sekarang udah gak seganas dulu lagi. Jem8ut Pak Wawan udah banyak ubannya, begitu juga jem8utku, dan jem8ut suamiku.
Sementara suamiku juga ku bebaskan memuaskan n4fsu menyimpangnya dengan para gadun. Dan ada satu fakta menarik yang ku perhatikan! Dulu ketika suamiku muda, dia penyuka gadun. Dan setelah dia sendiri udah berubah jadi gadun, dia tetap menyukai gadun. Ya, menyukai sesama gadun. Begitulah kira-kira frasanya.
Dalam 4 tahun terakhir, banyak temen-temen gadun suamiku yang main kerumah. Mereka berlagak seperti temen biasa aja, padahal aku tau mereka-mereka itu pasti pasangan me5um suamiku. Namun aku gak pernah menaruh rasa curigaku. Ku sambut mereka dengan hangat layaknya saudara.
Mereka semua baik-baik. Ada yang mengaku menganggap suamiku sebagai saudaranya di perantauan, ada yang mengaku temen kerja suamiku, dan banyak lagi alasan-alasan lain. Dan mereka gak pernah aneh-aneh dirumah. Suamiku gak pernah bawa pasangan hemongnya untuk ML dirumah.
Mereka datang ketika aku ada. Aku tau suamiku gak pernah memakai rumah kami untuk tempat me5umnya dengan para gadun. Untuk itulah makanya hotel pada menjamur di kota ini. Apalagi bisa dibilang temen suamiku juga dari kalangan menengah ke atas.
Sekarang ini, suamiku menjabat sebagai kepala bidang di Kantor Disperindag. Dan aku sendiri juga seorang wanita karier yang bekerja di bagian keuangan di perkantoran PTPN.
Selesai
Komentar
Posting Komentar