ππΌπ ππΌππππΌ ππππΌππΌπ πΏπ ππΌππΌππ
Penulis : Ando Lan
Tulisan ini hanyalah sebagai lanjutan kisah dari judul sebelumnya, yaitu calon istriku gak perawan lagi.
Langsung aja ya guys......
Jadi ketika itu masih penghujung Januari 2022, aku pun bergumul dengan masalah pribadiku.
Aku berdoa sambil berurai air mata memohon petunjuk Tuhan. Aku bilang ke Tuhan, aku gak sanggup mengambil keputusan sendiri.
Aku butuh dan sangat butuh Tuhan menjawabku dan memberikan petunjuk, apa yg harus kulakukan.
"Tuhan, apakah memang dialah jodoh yg Engkau siapkan untuk mendampingi hidupku sampai rambutku memutih?
"Masa' sih Tuhan sejahad itu ke aku? Masa' sih harus orang yg begitu yg Kau kasih buat jadi istriku dan ibu dari anak-anakku?"
"Tapi kalau memang iya Tuhan, aku gak bisa menolaknya. Jadilah kehendakMu. Muluskanlah jalannya". -- Demikian ucapku sambil berderai air mata.
"Tapi kalau bukan dia jodoh yg Engkau pilihkan untukku, jauhkanlah dia dari hidupku ya Tuhan". -- Itulah sambungan doa yg aku ucapkan dengan terisak-isak.
Aku bahkan marah dan kecewa ke Tuhan ketika itu. Karna menurutku masalah itu terlalu berat untuk ku pecahkan.
Dan hari-hari berikut aku pun peka akan suara Tuhan yg berbisik lewat hati kecilku.
Bahkan aku juga sampai terkesan mau nekat melawan hati kecilku. Walau dari lubuk hatiku yg paling dalam berkata aku harus meninggalkannya, tapi aku masih mau ngotot menikahinya.
Tapi syukurlah itu gak sampai terjadi. Aku tetap mendengar suara agar aku gak usah meneruskan lagi hubunganku dengan dia.
Bahkan, di akun Facebookku, aku pernah nulis status dari penggalan lirik lagu Judika yg berjudul Malaikat.
"......Malaikat di sampingku mengingatkan tinggalkan dirimu. Setan pun di sampingku menyuruhku untuk bersamamu.......!" πΆ
Demikian penggalan lagu tersebut yg aku tulis untuk mewakili perasaanku. Dan akibatnya, dia nge-chat aku via WA, katanya aneh-aneh status Facebookku.
Dalam hati aku senang, karna ternyata dia udah liat postinganku. Dan karna target udah melihatnya, aku pun menghapus (sebenarnya mem-private) postingan itu, sehingga gak bisa di akses oleh orang lain lagi.
Sebenarnya aku bukan anti banget sama yg gak perawan lagi. Persoalannya bukanlah hanya sekedar kehilangan keperawanan (kesucian). Tapi lebih dari itu!
Kalau hanya sekedar kehilangan kesucian, aku masih bisa tolerir. Tapi dari uraian cerita demi cerita yg dia sampaikan, aku merasa semua itu terlalu horor.
Bayanginlah, waktu SMA dia udah merelakan kehormatannya di renggut oleh pacarnya. Logikaku, kalau seseorang udah gak bisa mempertahankan kesuciannya di masa mudanya, ke depannya dia gak akan bisa jadi baik-baik lagi.
Kalau dia pacaran lagi dengan laki-laki lain, pasti dengan mudahnya dia akan melakukan itu dengan pacar barunya. Mustahil kalau dia menolak pacarnya tsb. Bahkan jangan-jangan dianya sendiri yg menawarkan duluan.
Kalau seseorang masih suci, mungkin walau pun banyak godaan dan ancaman, dia akan berusaha mempertahankannya.
Tapi kalau udah rusak/udah hilang, maka dia akan santuy aja menghadapi segala kemungkinan. Apa yg mau di pertahankan lagi, wong udah rusak kok. Jadi santuy aja. Itu logikaku!
Pikiranku pun travelling kemana-mana. Apalagi dia merantau ke Malaysia selama 4 tahun. Kita semua pasti udah tau, gimana sadisnya orang-orang bangla ke TKW dari negeri kita ini.
Bisa di bilang, para TKW kita adalah sasaran empuk bagi mereka. Apa pun alasannya, mereka akan berusaha merusak para TKW kita. Entah itu merayu atau memaksa, mengimingi-imingi duit, atau mengancam nyawanya.
Jadi kalau seseorang itu udah gak suci lagi, ngapain terlalu mikirin bakal di kerjain oleh orang bangladesh tsb. Toh udah rusak juga, buat apa di lawan lagi, gak ada lagi kok yg mau di pertahankan.
Bahkan jual diri pun akan di lakukan jika keadaan terpaksa. Semisal karna himpitan ekonomi.
Wajar gak sih, aku jadi berpikiran begitu?
Dan ada satu hal lagi yg buat aku geleng-geleng kepala dari pengakuan dia.
Katanya setelah dia di tinggalkan pacar semasa SMA-nya, pacarnya itu nikah dengan wanita lain. Namun entah karna hukum karma, pacarnya tsb cerai dari istrinya.
Nah, si laki-laki itu datang kembali ke kehidupannya. Si laki-laki mengajak dia menikah. Mereka pun pergi jalan-jalan bareng untuk membahas itu.
Dia memang bilang, gak mau lagi membuka pintu hati ke mantan pacarnya tsb. Dia menolak ajakan pacar SMA-nya untuk menikah.
Tapi dari penuturan tsb, aku merinding aja begitu tau mereka masih pergi bareng. OMG!
Harusnya dia jijiklah liat komuk tuh couo. Jangankan dengar suaranya, liat wajahnya sekilas aja auto muallah.
Tapi kenyataannya gak! Dia masih ngasih kesempatan buat si couo ngungkapin isi hatinya. Onde mande. π
Jadi itulah hal yg membuat aku gak mau melanjutkan hubunganku sampai ke jenjang pernikahan ke dia. Aku mau wanita yg menjadi istriku adalah wanita baik-baik, yg bisa setia dan bisa di percaya.
Aku hanya gak ingin usia pernikahanku seumur jagung nantinya. Sebelum ke jenjang itu, mending langsung di akhiri sekarang aja. Dari pada nanti terjadi sesuatu hal yg gak di inginkan. Begitulah prinsipku pada saat itu.
Dan lagi-lagi ada yg aneh menurutku. Ketika kami punya hubungan, kenya dia juga punya pacar. Soalnya dia pernah dijemput si couo itu ke rumah kerabat kami yg juga tetangga kami.
Analisaku sih, dia memang punya hubungan dengan seorang laki-laki sebelum aku masuk ke kehidupannya. Namun dia mau nyari/milih yg terbaik di antara kami. Dan emang benar dia mau milih aku.
Tapi lantaran aku udah mutusin hubungan dengan dia, makanya dia langsung nikah dengan tuh couo.
Pengakuannya sih, tuh couo baru aja dikenalnya. Tapi benar gaknya itu hanya dia, Tuhan, dan setan yg tau.
Aku benar-benar gak bisa percaya itu! Masa' sih baru aja di kenalnya tapi sat set sat set nikah. Wkwkwk.... π ππ€£
Makanya aku bersyukur sekarang gak jadi nikah dengan perempuan model itu.
Aku sih senang dengar kabar dia mau nikah. Dengan begitu bisa klir semua kisah tentang aku.
Kalau aku yg duluan nikah dari dia, bisa aja di hatinya masih belum benar-benar ikhlas. Itu yg ku takuti dan bisa berpengaruh buat kehidupan mendatang.
Tapi satu hal yg sangat-sangat ku sesalkan, mengapa dia harus menghembuskan issue ke tengah-tengah masyarakat, bahwa kami gagal nikah karna duitku kurang sejuta lagi. Bilanglah gak jodoh, selesai.
Ngapain sih harus jelek-jelekin aku dan keluargaku? Apa gak sadar ya, kamu tuh udah sangat-sangat najis dan gak layak di hadapanku.
Kamu tuh gak lebih dari wanita jalang di mataku. Itulah yang buat aku gak menikahimu.
Selama ini aku cukup diam dan menutup rapat-rapat aibmu. Tapi karna kau yg memancing, akhirnya aku pun gerah dan terpaksa harus mengungkapkannya.
Harusnya kamu mengklarifikasi benar gak kabar miring itu berasal dari mulutmu atau keluargamu. Bukan malah buat status di Facebook yang lari dari topik.
Kau gak usah songong dengan suamimu yg gak seberapa itu. Buat kau aja itu berarti atau berharga. Gak usah kau pamerkan itu ke aku.
Dan gak usah blagu bilang buktikan buktikan. Sekarang bukan soal bukti membuktikan.
Aku sangat-sangat paham sih apa yg terjadi. Pasti pihak keluargamu mendesakmu dengan pertanyaan-pertanyaan, ada apa kira-kira kok gak jadi.
Tapi kau gak mungkin mau jujur ke keluargamu bahwa kau udah gak suci lagi dengan nota bene udah kau lepaskan kesucianmu semasa SMA. Itu sangat-sangat gak mungkin kau kasihtau.
Sekarang aku tau kau pasti menyesal udah menyebar issue (hoax) tentang batalnya pernikahan kita.
Gara-gara itu aku terpaksa harus mengklarifikasinya di media sosial dan membeberkan fakta mengejutkan dan mencengangkan ini.
Mungkin banyak orang gak akan menduga kau seperti itu. Banyak yg akan gak percaya kalau kau udah kegitu. Tapi emang itulah realitanya, kan.
Makanya dari dulu sih aku gak suka dengan oknum yg terlalu over beragama, terlalu sering ngomong ayat-ayat kitab suci, terlalu banyak ngomong soal Tuhan, Tuhan, Tuhan!
Sejak kasus Ahok dulu, aku jadi melek dengan tipikal orang-orang yg suka bawa-bawa ayat hanya untuk menutupi kedoknya.
Banyak orang yg suka tampil agamis, tampak seperti orang baik, berlagak orang kudus, dan orang yg banyak tau soal ayat-ayat (Firman Tuhan), tapi kenyataannya nul!
Kalau aku mengistilahkannya, kayak orang yg paling mengenal Tuhan dan paling dikenal Tuhan. Pokoknya si paling dekat dengan Tuhan deh.
Mending dalam beragama itu biasa-biasa aja tapi tetap bisa atau mampu menjaga diri dari hal-hal yg gak baik. Tetap mampu menghindari perbuatan-perbuatan tercela. Bukan cuma munafik biar dipuji orang lain namun didalam hati masih tetap busuk.
Udahlah, sampai disini aja tulisan ini. Aku gak mau tau lagi dan gak urus lagi. Kau mau bilang apa juga terserahmu. Lakukanlah apa yg menurutmu bisa nyenangin hatimu.
Selesai.
Komentar
Posting Komentar