π½π πΏπππ πππππππππΌπππΌπππ πππππΌπππΌπ πππΌπππππΌ
Oleh : Ando Lan
Dua tahun lamanya aku menjalani kisah asmara yang super aneh, yang mungkin jarang di alami oleh insan lain.
Kisah aneh itu adalah skandal s3ksualku dengan sepasang suami istri yang rumah tangganya selalu harmonis.
Awalnya akulah yang punya hubungan gelap dengan Mba Dini, yang pada akhirnya ku panggil dengan sebutan Ibu Dini itu.
Lalu karna kami tercyduk oleh Pak Juliandi, suaminya, akhirnya kami jadi join bertiga alias threesome.
Nah, perbuatan mesum bertiga inilah yang ku sebut aneh dan mungkin kalian akan bilang gak masuk akal.
Bagaimana tidak! Seorang suami mau memaafkan istrinya yang udah tertangkap basah melakukan hubungan intim dengan salah seorang lelaki, yang nota bene merupakan sahabatnya sendiri.
Syaratnya pun begitu konyol. Yaitu si suami harus ikut join dengan sabahatnya itu untuk menyetubuhi istrinya.
Hari demi hari, ada yang makin aneh dalam skandal kami bertiga. Setiap kami threesome, Pak Juliandi terlihat begitu agresif ke aku.
Akhir-akhir ini dia jadi sering grepe-grepe bagian tubuhku, tak terkecuali tytydku.
Tanpa ragu dia menggenggam dan mengocok batangku ketika misalnya aku lagi cipokan dengan istrinya.
Dia juga meraba-raba dada dan perut sixpack-ku. Bahkan dia sering memegangi batangku untuk di paskan ke lobang istrinya.
Kok gak jijik, ya? Gumanku dalam hati.
Tapi aku masih positive thinking ke dia. Aku sama sekali gak ada menduga-duga ke hal lain.
Bahkan pasangan suami istri itu bisa ganti-gantian ngocokin batangku. Misalnya tadinya Bu Dini yang ngocokin, lalu dikasihnya ke suaminya.
Tapi sepanjang kami berhubungan badan, belum pernah kulihat Pak Juliandi merimming m3ki istrinya. Dengan jujur dia memang mengaku gak sanggup melakukannya.
Dan dia juga mengaku suka melihatku yang begitu horni mau merimming m3ki istrinya.
-----------------------------------------------------------------------
Suatu saat ketika aku melumat lidah Mba Dini, Pak Juliandi nge-BJ tytydku. Aku pun auto kaget dan menghentikan permainan lidahku.
Kulihat kebawah Pak Juliandi lagi asik ngemutin batangku dengan lahapnya.
"Pak!?", ucapku dengan kebingungan.
"Hehe...!", ucapnya sambil agak malu.
Aku pun seperti menghindar dengan merapatkan pahaku.
"Jangan di tutupin. Bapak mau isep, nak!", bujuknya.
"Jangan, Pak!", cegahku.
"Udah! Gak papa. Kasih aja. Kan kamu suka juga di isep.", ucap Bu Dini, istrinya.
"Tapi Bu.....!"
"Udah... kasih aja. Ibu atau Bapak yang isep sama aja. Jangan pelit sama Bapak!", ujar Bu Dini.
Aku pun heran. Kok bisa-bisanya Pak Juliandi nge-BJ punyaku di depan istrinya, dan istrinya mendukung.
Kecurigaanku pun muncul.
Lalu akhirnya aku pun harus berdamai dengan keadaan. Mau gak mau aku pun harus menikmati ketika Pak Juliandi mem-blow jobku.
Anehnya, kemampuan Pak Juliandi dalam urusan nge-beje berada jauh diatas kemampuan Bu Dini, istrinya.
Dia begitu pinter, piawai, dan pro! Kalau boleh ku pakai kata "enak" untuk mengungkapkannya, lebih enak isepan Pak Juliandi ketimbang Bu Dini.
Dan untuk selanjutnya, kalau kami ML, Pak Juliandi udah jarang ngefuck istrinya. Dia cuma sibuk BJ-in punyaku dan anehnya dia suka nelan p3juhku.
Bu Dini juga terlihat lebih bahagia setelah suaminya bisa bebas nge-BJ punyaku dan meminum airku. Naudzubillah min dzalik!!
Pak Juliandi paling suka bercokol di selangkanganku ketika posisiku rebahan telentang. Aku akan membukakan pahaku lebar-lebar, lalu menyusuplah dia ke tengah-tengah.
Pak Juliandi terlihat begitu bahagia dan mau berlama-lama nge-blow job batangku sedemikian rupa. Yang kuingat, sejak pertama kali di bejenya, bijiku pun gak luput di jilatinnya.
Dan suatu saat aku pun dikagetkan dengan suatu hal yang membuatku gak habis pikir.
Pak Juliandi mengangkat kedua pahaku keatas dan melipatnya hingga merapat ke perutku.
Lalu dengan ganasnya lidahnya menari-nari merimming seluruh areal lobang 4nusku.
Satu hal yang cukup mencengangkan bagiku. Masa' iya lobang pembuanganku juga ikut dijilati?
Apa dia gak punya rasa jijik lagi?
Dia pun makin beringas dan gak henti-hentinya memainkan lidahnya disana. Kadang di sapukan memanjang dari bagian bawah keatas.
Kadang di jilatinya dengan gerakan lidah yang cepat. Kadang lidahnya digulung dan di celup-celup ke bagian tengah lobang boolku.
Aku pun gak bisa menahan rasa gelinya di areal 4nusku. Sesuatu yang masih baru bagiku. Dengan kedua tangannya, di bukakannya belahan pant4tku lebar-lebar, sehingga lidahnya agak bebas menyusup ke lobang boolku.
Dia juga berusaha melebarkan atau membukakan lobang boolku dengan jari tangannya. Lalu ujung lidahnya di celupin berkali-kali hingga dia begitu ngos-ngosan.
Gak cukup sampai disitu.
Next, Pak Juliandi makin aneh aja. Dia bilang pengen ngefuck lobang boolku.
Setelah sekian lama di rimmingnya, dia pengen masukin tytydnya kesana. Aku pun langsung menolak. Aku bilang itu sesuatu yang gak mungkin ku turuti.
Dia pun bilang cuma bercanda. Dia bilang dia gak yakin juga aku bakal mau ngasih boolku di fucknya.
"Bapak becanda, nak. Kamu straight!", ucapnya.
Lalu dia menduduki tytydku ketika aku telentang merimming m3ki Bu Dini.
Pak Juliandi gercep banget. Gak ku sangka-sangka lobang boolnya sat set udah nelan batang kemaluanku.
Aku terus berusaha menghindar. Tapi dia yang berbadan besar dan gemuk, terus mendudukinya hingga aku susah untuk bergerak.
Dia pun menahan kakiku dengan kedua tangannya. Di gerakkannya pinggulnya naik turun, hingga batangku pun keluar masuk di lobang boolnya.
Pak Juliandi terlihat sangat menikmatinya. Dia mendesah-desah tiada henti.
"Bu, liat kerjaan Bapak tuh!", ucapku ke Bu Dini.
"Biarin aja. Bapak memang suka kegitu!", jawab Bu Dini enteng.
Dan berikut, setiap kami ML, Pak Juliandi wajib minta di fuck. Karna aku gak selera ngefuck laki-laki, akhirnya caranya dia lah yang selalu dudukin dari atas. Aku gak mau ngefuck dari atas kayak ngefuck bininya.
Tapi walau pun aku keukeuh gak mau alias gak doyan lobang bool, apalagi lobang bool laki-laki, akhirnya dengan sangat terpaksa aku juga harus ngefuck Pak Juliandi dengan missionaris style, doggy style, bareback, dll.
Mau gimana lagi. Mereka berdua memaksaku harus melakukannya. Bu Dini sampai memohon-mohon agar itu kulakukan demi dia.
"Kalau kamu sayang sama Ibu, lakukan yang Ibu suruh!", ucapnya.
Aneh pula. Asal ku fuck, desahan dan erangan Pak Juliandi ngalahin desahan gadis perawan pula. Sampai merem melek dia menikmatinya.
Pintar pula dia menjepit-jepit batangku dengan otot-otot 4nusnya. Dan kedua kakinya langsung di apitnya mencengkram pinggulku di belakang. Laa ilaha illallah....
Selain itu Pak Juliandi juga pengen merasakan bisa cipokan denganku. Tapi dengan tegas aku menolak itu. Aku bilang aku benar-benar minta maaf dan gak sanggup melakukannya.
Aku gak bisa bayangin gimana jadinya kalau aku harus bercipokan dengan mulut Bapak-bapak yang dipagari kumis tebal itu. Masa' sih kumis ketemu kumis. Masya allah. Naudzubillah.... Aku gak bisa!
Kalau urusan bawah mah masih bisa ku paksain ku lakukan. Tapi kalau urusan atas yaitu yang menyangkut mulut, sorry... aku gak bisa!
Awalnya aku gak mau suudzon ke Pak Juliandi.
Eh.. ternyata benar, Bapak itu m4h0.
Pantasan bininya gak puas sama dia. Dan pantasan bininya nyari kepuasan dengan laki-laki lain.
Dan kalau ku renung-renungi semua jalan ceritanya. Jangan-jangan skenario itu udah diatur sama mereka berdua.
Jangan-jangan semuanya udah terstruktur, sistematis, dan masif. Wkwkwk...
----------------------------------------------------------------------
Lalu akhirnya aku eneg sendiri dengan semua itu. Mentalku sangat terbebani dengan kenyataan itu.
Aku merasa depresi karna perlakuan yang gak mengenakkan itu.
Aku pun merasa gak sanggup lagi menjalani peran itu.
Bukan soal dosanya yang ku pikirkan. Tapi entah mengapa tiba-tiba aku merasa beban di pikiranku teramat berat.
Akhirnya aku putuskan untuk hengkang dari kehidupan mereka.
Iya, aku kabur dari rumah mevvah berlantai 3 itu.
Aku pun buruan mengganti nomor hapeku, agar mereka gak bisa menghubungiku lagi. Aku pun segera pindah kost dari kost-an yang udah mereka tau dulu.
Lalu seminggu lagi masuk inbox di salah satu platform medsosku. Bu Dini bilang kecewa ke aku yang gak menghargainya. Dia bilang aku harus balik kerumah itu lagi.
Lalu aku pun memakinya dan mengancam akan melaporkan mereka ke pihak berwajib kalau masih menggangguku.
Aku gak akan segan-segan membeberkan kalau Pak Juliandi, suaminya seorang h0m0 dan memaksaku berbungan badan dengannya. Demikian ancamanku.
Aku pura-pura bilang aku punya rekaman video waktu kami threesome dulu. Dan itu akan lebih dari cukup menjadi bukti nanti, ucapku.
Padahal aku boong. Itu semua cuma gertak doang biar mereka gak macam-macam lagi ke aku.
Setelah gertakan itu, alhamdulillah gak pernah lagi ada chat apapun dari mereka. Akhirnya aku pun bisa tidur nyenyak. π
Akhirnya aku pun bisa terlepas dari cengkraman mereka dan hidup lebih baik lagi.
Tamat
Komentar
Posting Komentar