πΎπΌπππ πππππππ ππΌπ ππππΌππΌπ ππΌππ
Penulis : Ando Lan
Aku bisa dibilang dijodohkan dgn Mirna, ketika aku mudik tahun baru kemarin. Begitu dikenalkan, kami sepakat akan segera nikah. Paling lambat bln Juni nanti kami akan melangsungkan pernikahan.
Kerabat dekat kami mengusulkan agar aku dikenalkan dgn Mirna. Seorang gadis di kampung itu, yg udah prnh 4 thn merantau ke Malaysia. Namun selama 2 tahun belakangan dia udah kembali ke kampung. Mirna di anggap cewek baik2 karna dia rajin ibadah di Gereja Kharismatik.
Kerabat kami bilang Mirna orang yg baik karna mereka satu Gereja. Tak lupa mereka bilang gak mungkin mengenalkan orang yg salah ke aku. Orang tuaku jg lgsg senang bermantukan Mirna. Orangtuaku mendesakku agar menyatakan cinta ke Mirna dan mengajaknya segera nikah.
Aku merupakan pemuda 38 th yg udah melanglang buana dikota sejak 2003 yl. Tapi begitulah jalan hidupku. Aku blm nikah karna emang blm ketemu jodohku.
Sementara kedua orangtuaku udah tua dan masing2 udah kepala 7. Jujur aja, akulah beban mental mereka selama ini.
Mereka udah letih menyuruhku agar menikah. Karna tinggal aku sendiri yg blm nikah di keluarga kami.
Bagi orang Batak, itu merupakan cacat bagi orangtua jika ada anaknya yg gak menikah. Jika orangtuaku meninggal mereka cuma menyandang status "Sari Matua", belum "Saur Matua".
Namun memang begitulah kenyataannya, aku msh blm bisa memenuhi permintaan mereka. Aku adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Anak dari adik perempuanku aja udah kls 4 SD. Terang2an orangtuaku bilang akulah sumber kesedihan dan sakit penyakit bagi mereka.
Jujur aja itu sngt menyakitkan. Iya, sangat menyakitkan! Orangtuaku bilang akan senang meninggalkan dunia ini apabila aku udah sempat dilihatnya menikah, apalagi kalau sempat menimang cucu dari aku. Disitulah mereka bisa menyandang status "Saur Matua" dlm adat Batak.
Meski dikenalkan, keputusan tetaplah berada ditangan kami berdua. Bukan seperti dipaksakan hrs nikah walau gak ada kecocokan diantara kami. Orang tuaku memang udah menyatakan lgsg ke Mirna di dpn orangtuanya, bahwa Mirna pengen dijadikan mantu.
Setelah itu kami disuruh ngomong berdua apakah kami saling mencintai. Aku pun membulatkan tekad akan segera menikahi Mirna. Aku pengen membahagiakan kedua orangtuaku. Aku ingin mereka sempat menikahkanku.
Apalagi Bapakku udah sakit2an dan Desember kemarin beliau sakit parah. Itulah makanya kami mudik agak cepatan, yaitu tgl 19 Desember. Ternyata tanpa di duga2 aku dikenalkan ke Mirna oleh kerabat. Kebetulan orangtuaku sngt setuju dan akupun mau gak mau hrs menurut.
Aku tau ini bukan sandiwara orangtuaku. Ini murni hal yg gak di duga2 sblmnya. Kerabatlah yg mencetuskannya karna waktu itu mereka dtg kerumah dan nanya apa aku udah bawa calon, ternyata gak ada. Disitulah disebut2 nama Mirna yg sblmnya blm ku kenal itu.
Mirna kelahiran 1996. Berarti wkt itu aku udah kls 6 SD. Dia gak mempermasalahkan umurku yg udah 38. Pokoknya begitu aku menyatakan isi hati, ingin menjadikannya istriku, dia gak ada menolak sedikitpun. Dia lgsg mau dan siap ku nikahi kapanpun.
Bahkan ketika orangtuaku mendesakku agar menikahi Mirna bulan Februari nanti, Mirna setuju2 dan siap2 aja. Katanya itu tergantung aku aja kapan siap membawanya ke pelaminan. Dia bilang ku ajak nikah berarti aku jg udah siap menafkahinya. Intinya Mirna gak keberatan.
Aku senang ketika Mirna lgsg menerima cintaku dan siap membina rumah tangga denganku. Walau udah duluan orangtuaku yg meminangnya jd mantunya, tetap aja aku jg menyatakan keseriusanku utk menjadikannya ibu dari anak2ku kelak.
Orangtua Mirna juga gak ada protes atau penolakan apapun ketika orangtuaku menyatakan itu. Artinya mereka jg setuju aku menikahi anaknya. Kebetulan Mirna itu paribanku. Karna dia semarga dgn Ibuku. Mungkin itulah alasan2 yg memuluskan segala rencana itu.
Jujur cuma 4 kali aku prnh ketemu Mirna selama di kampung, sebelum akhirnya aku balik ke perantauanku ke provinsi tetangga. Hari pertama aku datang bersama kerabat kerumahnya, hari kedua mereka yg datang mampir kerumah kami karna ada urusan ke rmh kades.
Hari ketiga aku bawa dia jalan2 ke tmpt wisata. Disitulah kesempatanku utk ngobrol berdua dgnnya. Hari ke empat aku dtg kerumahnya sekalian pamitan karna bsknya aku udah hrs balik ke kota. Ini agak lucu bagiku dan mungkin bagi pembaca. Tapi udahlah, aku mau jalani aja.
Ini benar2 cinta kilat. Aku udah bertekad akan mencintai Mirna dan menerima dia sbg belahan jiwaku yg akan menemaniku hingga usia senjaku. Aku tau banyak kisah seperti ini, dan bukan aku aja yg mengalami kisah seperti ini.
Akupun meninggalkan Mirna dikampung. Kami udah mengikat hati dlm cinta dan berjanji akan segera menikah. Aku perhatikan Mirna jg tulus mencintaiku dan merindukanku. Yah, udah sepantasnyalah demikian, karna orangtua udah berperan dlm hubungan kami ini.
Sebelum pamitan dari Mirna, aku udah kasih gambaran kapan kami akan melangsungkan pernikahan. Yaitu sekitar bln Mei atau Juni nanti. Itu kami sesuaikan dgn libur anak2 sekolah, supaya kakak dan abangku bisa hadir semuanya nanti.
Mirna juga udah nanya kapan dan dimana kami akan jahitkan baju pengantin. Karna sekarang kami udah terpisah oleh jarak. Intinya tergantung di aku kapan aku akan kirimkan duit utk jahitkan baju pengantinnya. Bisa di bilang 99,99% kami udah pasti akan menikah.
Aku melihat Mirna sbg org baik yg udah dipercayakan kerabat utk jadi pendamping hidupku. Aku percaya dia adalah orang baik2 dan org yg takut akan Tuhan. Apalagi dia sngt aktif pelayanan di Gerejanya. Jadi aku sama sekali gak berpikiran yg aneh2 ttg dia.
Semua udah kami bahas soal pernikahan kami kelak. Mulai dari baju pengantin, di Gereja mana di berkati, berapa "sinamot" atau mas kawin, sampai dgn dimana kami tinggal stlh pernikahan berlangsung.
Bahkan sblm menjelang pernikahan berlangsung aja, dia udah nanya gimana kalau kami saling merindukan. Dia udah merencanakan akan menyusulku ke kota sblm tiba saatnya kami menikah di bulan Mei atau Juni nanti. Bayangkan dari Januari ke Mei kan msh ada 5 bln.
Jadi sngt wajar kami saling merindukan sbg sepasang kekasih yg udah berkomitmen utk melabuhkan bahtera rumah tangga. Dia jg memintaku nyarikan kerjaan buat dia biar kami bisa barengan dikota sblm akhirnya menikah. Semuanya hanya demi kebahagiaan kami berdua.
Jujur aja 4 kali ketemu dikampung, aku blm pernah sekedar mencium pipinya. Tapi hati kamilah yg saling bersatu dan berkomitmen utk menyatukan cinta utk selamanya. Maklumlah cinta kilat atau cinta yg dikenalkan dgn tiba2 dan tanpa di duga2, ya gitulah jadinya. Agak lucu sih.
Tapi alangkah kagetnya aku tadi malam ketika kami chat dari WhatsApp, dia bilang mau bilang sesuatu ttg dirinya. Dia blg agar itu menjadi rahasia kami berdua. Jujur aja ketika itu pikiranku udah travelling kemana mana termasuk ke hal2 yg buruk yg gak ku inginkan.
Benar aja, apa yg ku takutkan ternyata jd kenyataan. Dia jujur bilang bahwa dia udah prnh melakukan yg gak pantas dilakukan waktu SMA. Dia bilang dia udah gak perawan lagi. Sontak aja aku kaget bukan kepalang bak disambar petir di siang bolong. Aku jadi sngt kecewa!
Aku diam bbrp saat gak mereply chatnya. Aku benar2 gak nyangka kalau dia seperti itu. Rajin dan aktif di Gereja ternyata hanya topeng! Gumanku dlm hati.
Aku kesal! Tapi aku gak tau hrs gimana. Ku putuskan atau ku teruskan? Aku benar2 bingung! Hatiku menangis!
Oh Tuhan, harus yg seperti inikah yg jd jodohku? Aku kesal dan juga menyesal ke diriku sendiri. Mengapa selama ini aku gak bisa dapatin jodoh yg kucari sendiri dgn caraku sendiri, bukan yg di kenal2kan begini. Aku menyalahkan diriku sendiri, bukan menyalahkan kerabat itu.
Aku jd bingung, apakah aku akan menerima Mirna apa adanya dgn segala kekurangannya. Gimana kalau kubatalkan aja pernikahanku dgn dia karna dia udah gak suci lagi?
Tapi apa alasanku ke kedua orangtuaku yg udah sempat senang itu, saudara2ku, dan kerabat yg mengenalkan itu?
Apakah aku akan cari alasan lain dan tetap merahasiakan alasan yg sesungguhnya? Atau ku bilang aja dgn jujur apa yg sebenarnya terjadi.
Aku benar2 kecewa! Gadis seperti Mirna aja gak bs menjaga kesuciannya lagi. Gimana dgn gadis2 lain yg gak mengenal Tuhan diluar sana?
Memang aku tau dizaman skrg udah sngt sulit menemukan gadis perawan. Tapi aku msh percaya msh ada satu dua org yg msh mampu menjaga kesuciaannya.
Aku sempat mengira Mirna adalah salah satu gadis yg msh menjaga kesuciannya. Ternyata aku salah! Mirna jg gak beda dgn yg lain.
Aku jd stress dgn keadaan ini. Aku jg menganggap terlalu cepat dia bilang itu. Harusnya dia gak usah bilang itu dulu. Mengapa harus lgsg jujur skrg? Harusnya nanti dulu setelah kami ketemuan dikota ini sebelum kami nikah. Biarlah aku yg tau sendiri.
Kalau aku yg tau sendiri, ditambah dgn nanya kejujurannya, aku gak akan terkejut lagi dan akan siap menerima kekurangannya.
Tapi ini, belum apa2, dlm jarak yg berjauhan, itupun melalui chat di WA, dia dgn santainya bilang itu. Akupun auto kaget dan ilfeel ke dia.
Seketika aku ingat Jeni, temanku yg baik dan pengen segera menghubunginya. Aku pengen ngajak Jeni nikah utk gantikan Mirna. Aku gak mau pernikahanku batal pertengahan tahun ini.
Kalau Mirna ku tinggalkan, otomatis orangtuaku sedih dan bisa2 bertambah parah sakitnya. Makanya aku pengen Jeni bisa sbg pengganti Mirna, agar pernikahanku tetap terlaksana.
Aku yakin di diri Jeni msh ku temukan yg gak ada pada Mirna. Karna Jeni itu orang baik2. Tapi apes, td pagi aku call Jeni udah gak aktif. Minta nomornya dr teman, katanya gak ada juga.
Tapi bukan itu sih persoalannya, soal jumpain Jeni, bukanlah hal yg sulit. Tapi apakah akan ku putuskan aja Jeni yg akan segera menggantikan Mirna dlm hidupku.
Aku memang gak pengen lagi batal nikah. Tapi agak2 ngeri rasanya jika harus nikah dgn Mirna. Bukan apa2, aku gak mau aja pernikahanku nanti hancur ditengah jalan karna nikah dgn org yg salah. Karna tekadku nikah itu sekali seumur hidup.
Aku bukan nyari org yg super cantik atau tajir, tapi orang yg memiliki akhlak yg baik dan moral yg baik. Mungkin inilah yg dibilang orang, nyari satu org yg terbaik dari segala yg baik itu memang sulit.
Mungkin kerabat yg ngenalkan aku dgn Mirna jg gak tau dgn masa lalu Mirna. Mereka cuma bisa liat dari luarnya aja. Makanya dgn semangat 45 mereka mengenalkannya ke aku.
Dan dgn sangat percaya diri kerabat itu memuji Mirna di hadapanku. Mungkin mereka gak akan nyangka Mirna begitu karna Mirna sedemikian rapinya membungkus kelakuannya dgn kegiatan Gerejani.
Aku benar2 tertipu dgn penampilan Mirna. Aku jd kurang percaya dgn dia. Aku bahkan ragu jangan2 Mirna udah sering melakukannya. Apalagi dia udah 4 thn di Malaysia.
Prasangka ini dgn sendirinya datang ke pikiranku setelah dia jujur bilang udah gak perawan lagi. Pengakuannya dia melakukannya 2 kali. Tapi jangan2 bukan cuma 2 kali.
Mungkin dia boong ngaku melakukan waktu SMA biar aku bs maklum kalau waktu itu dia blm sepenuhnya dewasa sehingga dia gak tau yg dilakukannya itu salah.
Padahal bagiku, melakukannya waktu SMA ataupun stlh merantau itu sama aja. Sama2 ban654t!
Intinya kalau mau menyerahkan tubuhnya kepada pacarnya bagiku adalah perbuatan laknat yg gak bisa ku tolerir.
Apapun ceritanya gak sepantasnya menyerahkan kesucianmu direnggut org yg bukan suamimu. Kau benar2 bodoh dan sangat rendah lbh rendah dari pada binatang.
Itulah yg jd pergumulan pribadiku kini. Belum ada org yg tepat utk mencurhatkan masalah ini saat ini. Jujur aja aku pengen minta pendapat atau masukan. Apakah aku akan terima begitu aja Mirna itu tanpa mempersoalkannya sama sekali.
Apakah persoalan perawan atau tdk perawan msh relevan utk di persoalkan sekarang.
Tapi ada satu hal yg ku takuti. Apabila waktu SMA aja dia udah sanggup melakukan hal itu, jangan2 stlh nikah nanti dia msh mau jual diri atau open BO kepada laki2 lain. Itu yg benar2 kutakuti.
Intinya kesetiaan Mirna kini sangat kuragukan. Ya, kepercayaanku terhadap Mirna benar2 luntur. Lalu apakah masih ada baiknya mempertahankan dia dan menjadikannya istriku.
Aku memang sangat anti dgn cewek2 murahan yg mau menyerahkan tubuhnya utk kenikmatan sesat dan sesaat.
Mirna nanya apa tanggapanku stlh mendengar itu. Akupun gak bisa jawab. Aku hanya diam. Dia terus minta tanggapanku.
Akhirnya akupun buka suara dgn nada yg pasrah. Lalu dia nanya mengapa aku gak marah. Akupun bilang apa gunanya marah lagi, nasi udah jadi bubur. Kecuali dgn marah keperawananmu bs kembali, barulah ada gunanya aku marah, ucapku.
Tapi bukan berarti aku udah siap menerima kekurangannya itu. Dia nanya apa hatiku akan berubah ke dia stlh tau semua itu. Aku pun gak bisa jawab itu. Kalau berubah, berarti nikahku gagal kan.
Dia memohon agar aku mau menerima kekurangannya. Dia bilang dia mendambakan laki2 yg siap menerima dia apa adanya walau udah gak perawan lagi. Akukah itu? Aku sendiri blm tau di detik ini. Sementara tadi aku, kakak serta adekku cuma bahas2in soal pesta kami itu aja lagi.
Kemarin malam aku cuma bilang, aku gak bs jwb lewat chat. Aku akan nelpon dia lgsg utk bahas itu. Tapi seharian ini aku gak ada nelpon dia. Malas aja rasanya. Chat dia aja ku balas singkat2 aja. Bahkan msh ada yg blm ku read sampai tengah mlm ini. Aku sengaja!
Aku udah gak semangat lagi nyapa dia dgn panggilan sayang. Entah mengapa hati ini lgsg ilfeel ketika tau masa lalu kelamnya.
Tapi secara khusus aku blm membawa pergumulan ini dlm doaku memohon petunjuk dari Tuhan. Karna berdoa ttg itu aja aku jd enggan.
Tapi kemarin aku sempat menduga jgn2 Mirna cuma ngetes aku aja. Aku sempat ngira dia cuma ngeprank aku utk sekedar tau apa tanggapanku kalau tau misalnya dia udah gak perawan lagi. Apakah aku tipikal lelaki yg mempermasalahkan isu perawan atau gak.
Aku pun berharap dia cuma bercanda. Aku pun nanya apakah dia serius bilang itu atau cuma pura2. Tapi dia ngaku sngt serius dan bukan main2.
Dalam hati aku msh berharap ini semua cuma boongan. Aku berharap dia gak seburuk itu. Tapi nampaknya ini benaran. JΓsΔs Krais! π²
Lantas, buat apa aktif pelayanan di Gereja kalau kelakuan sama aja dgn yg lain diluar sana? Hanya utk membungkus kemunafikankah dgn kelakuan yg sok kudus? Itulah pertanyaan yg terlintas dibenakku. Aku benar2 muak dengan status roh kudus kelakuan roh halus.
Oh, apakah dia udah benar2 bertobat dan menyesali perbuatannya di hadapan Tuhan? Makanya kini dia lbh mendekatkan diri ke Tuhan? Ok, anggaplah begitu.
Tapi sbg manusia biasa aku tetap merasa dia kurang pantas bagiku. Maklumlah, aku ini manusia bukan Tuhan!
Sempat juga terlintas di benakku apa jangan2 dia sengaja ngaku2 gak perawan lagi biar aku gak mau sama dia.
Jadi ini cara dia biar aku jijik dengan dia dan membatalkan utk menikahi dia. Siapa tau dia terpaksa kemarin menerima cintaku karna merasa gak enak menolak mentah2.
Pokoknya aku benar2 dibuat bingung dgn keadaan ini. Aku jadi membaca yg blm tertulis. Siapa tau dia sebenarnya gak suka samaku dan dgn cara inilah dia mau lepas dariku. Tapi aku msh blm bisa meyakini dugaan itu. Itu cuma hipotesaku aja sih.
Tapi kalau kuingat obrolan2 kami sewaktu dikampung, nampaknya dia benar2 suka dan cinta padaku. Itu bisa kuliat dari sorot matanya dan juga dari gerak geriknya. Belum lagi dari chat2nya padaku selama dikampung dan setelah aku udah di perantauanku.
Dia udah banyak ngungkapin hal2 yg menyangkut dgn pernikahan kami. Dia juga udah banyak nanya ttg masa dpn kami kelak. Jd sepertinya ini bukan alasan utk mengelakku. Sepertinya dia emang sedang berkata jujur aja udah gak perawan lagi. Sangat di sayangkan ya.
Jujur aja aku bukanlah lelaki perjaka lagi. Aku juga udah pernah melakukannya. Sangat munafik kalau aku ngaku blm pernah.
Tapi apakah pernah di permasalahkan keperjakaan seorang kelaki. Adakah yg tau membedakan perjaka atau gaknya seorang laki2? Kan gak!!
Apakah yg hilang dari seorang lelaki apabila dia udah pernah melakukannya sblm menikah? Sementara bagi perempuan jelas2 disebut harus bisa menjaga mahkotanya.
Pokoknya mlm ini aku gak bisa tidur. Aku kepikiran terus dgn pengakuan dia itu.
Entah mengapa jg aku hrs curhat lewat utas di media sosial Twitter ini. Padahal ini real kisah hidupku, bukan hasil karangan belaka.
Aku santuy aja karna mutualanku di Twitter ini gak ada yg mengenalku secara pribadi. Beda dgn di Facebook 60% kami saling mengenal.
Apa aku gak takut kalau Mirna nemuin akun Twitterku ini. Ah, bodo amat! Aku juga gak peduli kalau Mirna punya akun Twitter. Yang jelas di Facebook kami udah temanan. Dan disana prnh ku share link utas ttg kisah horor dari Twitter ini.
Jadi sebagai makhluk yg baru aja kenal dan berencana segera menikah, wajar aja Mirna kepoin semua platform medsosku. Khususnya akun Facebookku, pasti udah di stalkingnya sampai ke yg paling bawah yg bisa di scrollnya. Yang jelas link Twitter ada di bagian2 atas.
Tapi kalau bisa memilih, aku lbh gak ingin Mirna baca utas ini. Aku gak bermaksud kok mempermalukan dia lewat medsos. Aku tau apa yg kulakukan. Aku gak menulisnya di Facebook. Kalau disitu, barulah aku keterlaluan. Karna pasti gempar semua nantinya.
Mirna... Mirna... Mengapa kau lgsg bilang kau gak perawan lagi. Harusnya simpan dulu itu sampai pada waktunya. Biar aku lebih bs menerimamu dgn segenap jiwa ragaku. Kalau skrg kau udah bilang itu, wajar2 aja aku jadi shock, kan. Apa sih tujuanmu bilang itu skrg?
Andai saja ketika kau datang menemuiku kesini, sebelum pernikahan kita. Lalu kita saling memadu cinta, dan makin terlarut dlm buaian asmara, lalu kita melakukannya. Dan disitulah aku tau kau gak perawan lagi. Ditambah lagi dgn kejujuranmu mengakuinya. Itu lebih baik, Mir!
Dan aku pastikan aku gak akan ragu mencintaimu dgn tulus. Aku pastikan aku akan menerima segala kekuranganmu, karna aku taunya setelah aku sendiri yg merasakannya. Bukan begini, aku taunya dari ucapanmu lewat WA. Itu sangat2 luar biasa aneh bagiku.
Masa' persoalan sensitif gitu dgn gampangnya kau utarakan hanya melalui chat di WA? Apa memang iya ini caramu agar aku meninggalkanmu?
Aduh, Mirna.. jangan buat aku pusing 7 keliling. Terlalu banyak asumsi2 yg muncul dibenakku jadinya.
Asal kau tau, aku adalah lelaki yg sanggup mengendalikan diriku atau menahan hawa nafsuku. Aku bisa menjaga kesucianmu walau kita sering2 ketemu pra nikah.
Jika misalnya kau menolak utk melakukannya sblm kita nikah, aku pasti sanggup menurutinya sampai tiba saatnya.
Dengan kata lain, meskipun kau yg mengajakku utk melakukannya, aku sanggup utk menolaknya dgn alasan menghormati dan menjaga kekudusan.
Aku ini udah dewasa dan sngt matang. Persoalan begituan bukan lagi persoalan yg sulit bagiku.
Dan aku gak akan menganggapmu perempuan murahan kalau misalnya kau mengajakku melakukannya sebelum kita resmi menikah.
Karna sesungguhnya pernikahan kita udah di depan mata dan pasti akan berlangsung. Aku akan menganggapnya sbg bukti cintamu padaku.
Seandainya kau serahkan segalanya ke aku sebelum pernikahan kita, aku pasti gak akan berpaling lagi. Aku gak akan meninggalkanmu karna udah berhasil merenggut kesucianmu. Kau udah kuanggap sbg istri yg kucintai, walau belum resmi secara agama dan hukum.
Aku memang udah 100% mau menikahimu. Jadi walaupun misalnya kita melakukannya sblm pernikahan kudus itu, aku gak bakal meninggalkanmu lagi.
Aku bukan pemburu perawan atau spesialis pemburu perawan lalu kabur dan tinggalkan mangsa begitu aja.
Tapi aku sedih aja kalau itu gak ku dapatkan lagi pada istriku. Masa' sisa2 orang untukku? Menyedihkan sekali!
Dan andainya ketika kita melakukannya sblm menikah dan disitu aku tau kau gak perawan lagi, ya gak masalah! Pernikahan kita akan tetap berlangsung.
Mirna, kalau Jeni bisa ku ajak nikah sblm pertengahan tahun ini, kau pasti akan ku tinggalkan.
Tapi kalau kau jadi ku nikahi juga, itu bukan saking cintanya aku padamu, tp lebih karna aku kasihan liat kedua orangtuaku. Aku cuma ingin melihat mereka bahagia.
Aku gak mau orangtuaku menangis, jatuh sakit, dan meninggal gegara ini! Sebab kau udah punya cacat dimataku.
Kalau msh memungkinkan mengulur waktu, aku akan nyari penggantimu. Kau harus sadar apa yg udah kau lakukan itu. Gak usah kau cari2 pembenaran utk dirimu.
Kami yg bersaudara udah sibuk membahas ttg pernikahanku dgn Mirna. Padahal dlm hatiku ada sesuatu yg mengganjal, yaitu pernyataan Mirna kemarin.
Tapi sejauh ini aku msh berusaha menutupi, seakan gak ada terjadi sesuatu. Eh, nasib... nasib.
------------------------------------------------------------------------
Disclamer :
Awalnya tulisan ini saya muat sebagai sebuah thread di media sosial Twitter, lalu ada yang ping ke bot baca utas atau thread reader.
Yang walau pun threadnya udah saya hapus, tapi masih bisa di akses dengan mengklik link di websitenya bacautas dot com.
Thread ini saya buat pada tgl 9 Jan 2022 yg lalu. Dan hari ini, 17 Juli 2022 baru aja saya copy paste ke blogspot pribadi saya.
Walau pun saat ini kontennya gak relevan lagi, tapi saya merasa harus mengcopy tulisan ini ke blog pribadi saya.
Dan kalau ada waktu, rencananya saya akan melanjutkan tulisan ini untuk part 2 di blog ini. Disitu akan saya urai dengan detail perkembangan selanjutnya tentang kisah saya.
Apakah saya jadi menikah dengan dia atau bukan? Nantikan tulisan saya di part 2 ya. π
Komentar
Posting Komentar