π˜Όπ™†π™ π™‚π˜Όπ™† π™ˆπ™€π™π™€π˜½π™π™ π˜½π™„π™‰π™„ π™Šπ™π˜Όπ™‰π™‚

Oleh : Ando Lan


Udah 9 tahun aku menjalani hubungan asmara dengan Mba Felisia. Semua kujalani bagai air mengalir aja.

Sejak awal pertama kami jumpa, Mba Felisia memang begitu baik dan perhatian ke aku. Sehingga kami pun cepat kompak dan sangat dekat.

Ketika awal menjalin hubungan, Mba Felisia berumur 39 tahun. Dan aku 29 tahun. Namun meski umurnya lebih tua 10 tahun dari aku, aku tetap horni melihatnya.

Mba Felis, demikian aku menyapanya, memang sangat cantik dan anggun. Tingginya semampai dengan body yang bahenol. Dan yang paling penting yaitu wajahnya cantiknya bak artis sinetron Indonesia.

Mba Felis sendiri merupakan sekretaris di sebuah perkantoran perusahaan sawit di kotaku. Sedangkan suaminya, Pak Anwar, 51 tahun, bekerja sebagai Manager Keuangan di salah satu perusahaan BUMN.

Pak Anwar mengenalku dengan baik. Namun beliau gak tau kalau aku punya hubungan khusus dengan Mba Felisia, istrinya.

Kami menutup rapat-rapat rahasia kami agar gak satu orang pun yang tau kami terlibat hubungan asmara.

Mba Felisia sering curhat ke aku, bahwa untuk urusan ranjang, kini dia harus merana. Sebab suaminya udah kurang ganas di ranjang.

"Udah lama gak gitu, udah gitu gak lama!"

Ungkapan itu mungkin sangat tepat untuk menggambarkan urusan ranjang antara mereka berdua.

Mba Felis sering mengeluh karna sekarang mereka udah sangat jarang melakukan hubungan suami istri.

"Sebulan sekali itu udah hebat. Itu pun 5 menit Bapak udah crot!", demikian jelasnya.

Aku pun langsung paham maksud Mba Felis curhatin itu ke aku. Singkat cerita kami pun akhirnya melakukan hubungan s3ksual.

Dan Mba Felis sangat mengagumi permainanku. Dia memuji keperkasaanku diatas ranjang. Gak jarang dia membanding-bandingkan aku dengan Pak Anwar, suaminya.

Katanya tytyd Pak Anwar dibawah ukuran punyaku. Dan belum 5 menit udah crot. Udah gitu gak mau bangun lagi.

Sementara Mba Felis masih belum puas. Tapi dia harus gigit jari karna suaminya udah gak mampu lagi muasin dia.
Udah gitu, palingan sebulan lagi baru suaminya bisa diajak begituan.

Aku pun memberikan kepuasan bathin ke Mba Felis. Aku kasian liat dia gak pernah dapat kepuasan di ranjang.

Mba Felis pun sayang banget ke aku. Dia selalu berusaha ngambil hati aku biar aku betah dengan dia. Dia gak pernah pelit soal duit ke aku.

----------------------------------------------------------------------

Siang itu kami lunch di restaurant di sebuah mal. Lalu habis dari situ kami langsung menuju sebuah hotel mevvah yang berada di kompleks mal tersebut.

Disana kami pun melakukan hubungan layaknya suami istri. Mba Felis yang waktu itu mengenakan blazer yang di padu dengan rok, langsung duduk di sofa dengan ngangkang.

Alhasil aku yang duduk di atas springbed di depannya langsung melihat ke selangkangannya.

Aku gak bisa lupa dengan celana dalam warna putih yang di kenakan Mba Felis waktu itu. Itu benar-benar sedap di pandang mata.

Si joni yang dibawah pun langsung bangun. Mataku terus jelajatan di selangkangan Mba Felis. Pahanya yang putih mulus membuatku harus menelan ludah berkali-kali.

Mba Felis pura-pura asik ngutak atik smartphone miliknya. Aku tau dia pasti sengaja pura-pura sibuk, biar aku bisa leluasa tanpa sungkan liatin selangkangannya.

Lalu Mba Felis tiba-tiba liatin jendolan aku. Kebetulan waktu itu aku pakai celana panjang bahan wolf warna krem yang ketat. Anuku nampak nyempil ke kiri karna emang udah ngaceng juga.

Tiba-tiba Mba Felis langsung bersimpuh di hadapanku. Dia menciumi jendolan gedeku. Bak kucing yang bermanja-manja dengan tuannya, Mba Felis terus mengolesi wajahnya di selangkanganku.

Aku pun makin horni. Aku usap rambutnya dan ku pijat pundaknya. Ku bukain kancing kemejaku lalu dengan cepat ku campakkan kemejaku ke lantai.

Mba Felis terpana melihat body sixpackku. Dengan mata melotot dan mulut terbuka, dia menengadah ke atas sambil meraba otot perut dan dadaku.

Mba Felis pun langsung bangkit dan menciumi dadaku. Lalu tanganku pun meraba-raba punggungnya bahkan meraih bagian pant4tnya.

Lalu Mba Felis pun menjauh dari tubuhku lalu berdiri untuk bukain blazer serta dalamannya dan juga roknya.

Kini Mba Felis cuma mengenakan celana dalam dan bra. Lalu dia kembali mendekat ke aku lalu merangkulku. Akhirnya aku pun merelakan tubuhku terjatuh ke belakang. Sehingga Mba Felis menindih tubuhku.

Mba Felis persis kayak harimau yang kelaparan. Dia menciumi ku bertubi-tubi. Aku pun menikmati ciuman demi ciuman yang mendarat di pipiku.

Ku buka kepala ikat pinggangku dan ku bukakan kancing celanaku. Lalu dengan sigap jariku menurunkan resletingku dan ku pelorotkan celana panjangku ke bawah.

Dengan susah payah ku sepakkan celanaku yang masih melilit di salah satu pergelangan kakiku.
Aku dan Mba Felis pun bercumbu mesra sambil terus saling memeluk.

Ku remas pant4t Mba Felis yang sintal, lalu ku tekan-tekan pinggulnya agar bergesekan dengan anuku.

Lalu aku pun bangkit dan menjatuhkan tubuh Mba Felis ke kasur. Ku cumbui bibirnya dan kujilati batang lehernya.
Terus menjalar sampai ke belahan dadanya dan aku pun bermain-main di kedua payud4ranya yang masih kencang itu.

Mba Felis sangat menyukai isapan dan gigitanku di put1ngnya yang pink itu. Dia mendesah-desah sambil grepein batangku yang masih terbungkus CD.

Aku pun menjilati perutnya lalu fokus di pusatnya. Kali ini Mba Felis bener-bener gak sanggup menerima rangsanganku.
Apalagi lidahku juga udah makin mendekati ke arah j3mbut yang di bawah pusatnya.

Segera ku tanggalkan CD dia, lalu ku jilatin labu siam miliknya. Aku udah bagai kesetanan ketika melihat belahannya yang begitu menggoda dan menggugah selera.

Aku gak kenal capek ketika melahap m3ki Mba Felis. Berbagai cara kulakukan agar lidahku bisa menari-nari di belahan nan nikmat itu.

Lalu aku pun memutar posisi tubuhku dengan mengarahkan kepalaku ke arah kaki Mba Felis. Kini mulutku tepat berada di selangkangannya dan mulutnya tepat mengenai selangkanganku.

Ku lepasin CD-ku cepat-cepat sehingga batangku melibas wajah Mba Felis. Aku pun fokus merimming m3ki Mba Felis tanpa mempedulikan dia lagi.

Tapi aku tau Mba Felis sedang menciumi batang kemaluanku lalu menjilat tipis-tipis bagian kepala dan batangnya.

Ku naikkan pinggulku ke atas agar ada spasi buat Mba Felis menikmati es lilinku. Lalu aku merasakan es lilinku udah berada di dalam rongga mulut Mba Felis.

Mba Felis ternyata piawai nge-beje. Buktinya aku harus mendesah berkali-kali. Bahkan kedua bijiku pun di sedot-sedotnya.

"Jangan di sedot. Sakit!", ucapku.

"Aku suka!", ucapnya.

"Di jilat-jilat aja!", ucapku.

Lalu dia pun menuruti permintaanku. Alhasil aku pun mengerang-erang dan menggelinjang. Aku memang suka banget bijiku di jilat. Apalagi agak lamaan. Dan Mba Felis bisa melakukan itu.

Ku pelintirlah cl1t0ris Mba Felis lalu ku celupin terus lidahku ke lobangnya. Setelah itu ku jilat belahannya dari bawah ke atas berkali-kali.
Mba Felis pun kejang-kejang.

Ku colek-colek lobang miliknya dengan jari telunjukku. Dan karna Mba Felis makin menggelinjang, aku masukin lagi jari tengahku.

Erangan Mba Felis pun makin kencang aja. Lalu dengan brutalnya ku masukin juga jari manisku. Jeritan Mba Felis pun auto pecah dan meledak.
Aku makin ganas dan menggila. Ku siksa Mba Felis dengan gairah membara.

Lalu ku sorong pinggulku dengan cepat sehingga batangku keluar masuk di rongga mulutnya.
Mba Felis pun sampai gelagapan karna batangku memenuhi rongga mukutnya bahkan sampai mentok di kerongkongannya.

Mba Felis nyaris muntah. Segera ku cabut batangku. Kulihat wajahnya merah dan matanya berair-air.

Ku olesin batangku ke jidatnya, ke pipinya, ke bibirnya, dan ke dagunya. Dan ketika ku oles kembali ke bibirnya, dia membukakan mulutnya. Ku sorong-sorong batangku lagi ke dalam mulutnya. Tapi gak semua ku masukin.

Ku cabut batangku dari mulutnya dan ku sodorkan batang bagian bawahnya di jilatinya. Terus bergeser hingga lidahnya mengenai bijiku. Begitu terus ku ulang-ulang sampai dia minta udahan.

Lalu aku pun rebah ke samping karna lututku terasa pegal diatas terus. Kami kembali melakukan or4l s3ks dengan posisi nyamping.
Ku apit pinggulnya dengan sebelah pahaku. Lalu Mba Felis rebah berbantalkan pahaku yang satu lagi.

Sekian lama nyamping, aku pun mengangkat tubuh Mba Felis ke atas. Aku pun telentang dengan bebas sambil terus merimming lobang kemaluannya.

Mba Felis melebarkan pahanya dan sedikit mengangkat pinggulnya keatas. Sehingga aku gak terhalang bergerak untuk menjilati m3kinya dari bawah.

Sementara Mba Felis terus mengulum batangku sambil menggenggamnya. Gak lupa di coliinnya batang itu sambil terus di emutnya.

Ku angkat tengkukku sedikit, ku perhatikanlah Mba Felis yang tengah asik menikmati es lilinku. Terkadang dia menggerakkan kepalanya naik turun untuk mengulum batangku hingga pangkal.

Lalu setelah aku rasa cukup, aku pun duduk.
Ku suruh Mba Felis telentang, lalu ku arahkan batangku ke lobangnya.

Aku gak mau berlama-lama lagi. Ku gas lobang m3ki Mba Felis dengan gerakan super cepat. Aku gak peduli kalau aku bisa crot lebih cepat dari yang ku inginkan.

Desahan dari mulut Mba Felis pun seirama dengan bunyi kasur yang kami tiduri. Walau suara Mba Felis makin kuat aja, namun itu masih tertutup oleh suara TV dan suara shower di bathroom yang terus hidup.

Gak terhitung berapa gaya kami cobain. Mulai dari stay di springbed maupun pindah ke lantai.
Ruangan itu memang sangat luas, sehingga kami gak perlu kuatir suara kami bakal terdengar ke koridor.

"Sayang. Kalau mau nembak bilang-bilang ya!", ucap Mba Felis.

"Iya. Tenang ajalah!", jawabku.

"Aku mau kamu crotin di muka aku.", ucapnya.

"Ok, ok!", jawabku.

Lalu aku pun mau nembak. Segera ku cabut tytydku dan ku langkahi badannya untuk mendekatkan tytydku ke mukanya.

Ku tarik pangkal tytydku ke belakang kuat-kuat tanpa mengocoknya.

"Ougghhhhhtttt..... oowwwhhhh!!"

Sp3rmaku pun muncrat begitu banyak dari moncong senjataku. Dan cairan kental itu menyemprot ke seluruh wajahnya. Ada yang kena ke pelipis matanya, ada yang kena ke pipinya, ada yang kena ke bibirnya, rambutnya, dan juga lehernya.

Dia langsung menjulurkan ujung lidahnya keluar menjilati lelehan sp3rma yang tumpah di bibirnya.

Lalu aku mengoles-oles kepala joniku ke seluruh wajahnya. Bahkan gumpalan sp3rma yang menempel di wajahnya ku sapukan secara merata ke seluruh bagian wajahnya.
Dia pun senyum sumringah menatap mataku.

Setelah kami mandi, kami memesan Food & Beverage dari Restaurant Hotel. Begitu kami selesai menyantap menu yang kami pesan, kami pun langsung melanjutkan ke ronde kedua.

Di ronde kedua, Mba Felis memasang kondom ke batangku. Sehingga aku bisa ngecrot di dalam lobangnya tanpa takut harus hamil.


Selesai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

π™†π™€π™‰π˜Όπ™‹π˜Ό π™‡π™€π™ƒπ™€π™π™‰π™”π˜Ό π˜½π™€π™‚π™„π™π™?

AKU SENGAJA PULANG KERUMAH PADA SAAT JAM KERJA

TERNYATA ISTRIKU SELINGKUH DENGAN BAINAR